Gunung Anak Krakatau Meletus 423 Kali

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, Gunung Anak Krakatau telah meng erupsi lebih dari 400 kali. Tinggi asap dari puncak mencapai 1.500 meter.

“Teramati 423 kali letusan, Asap kelabu hingga hitam tebal tinggi 200-1.500 m di atas puncak. Teramati aliran lava pijar sudah mencapai area lautan di sisi selatan,” demikian dikutip dari keterangan dari PVMBG, Minggu (23/12/2018).

Data tersebut dihitung pada Sabtu (22/12) pukul 12.00-18.00 WIB. Erupsi terbesar terjadi pada Sabtu (22/12) sore.

“Telah terjadi erupsi G. Anak Krakatau, Lampung pada tanggal 22 Desember 2018 pukul 17:22 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 1.500 m di atas puncak (± 1.838 m di atas permukaan laut),” demikian keterangan PVMBG.

Pada periode tersebut Gunung Krakatau terlihat jelas hingga kabut pada kategori 0-III. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna kelabu dengan intensitas tipis dan tinggi 50-100 m di atas puncak kawah.

Terdengar suara dentuman dan dirasakan getaran dengan intensitas lemah hingga kuat dipos Pengamatan Gunung Api Krakatau. PVMBG menyatakan saat ini Gunung Krakatau masuk kategori level II atau waspada.

“Masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2km dari kawah,” imbau PVMBG.

Sebelumnya, gelombang tinggi sempat menerjang daerah pesisir barat pantai Banten. Namun, BNPB memastikan gelombang tinggi di Pantai Carita, Anyer, Banten, tak ada kaitannya dengan letusan Gunung Anak Krakatau. Menurut BNPB, gelombang tinggi itu disebabkan oleh fenomena bulan purnama.

“Ini hanya ada gelombang pasang tidak ada kaitannya dengan erupsi Gunung Anak Krakatau. Jadi ini fenomena alam kerna gelombang pasang apalagi saat ini bulan purnama yang menyebabkan muka air laut naik,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada detikcom, Sabtu (22/12/2018).