R. Bambang Triyono Airport Security and Safety Department Head Bandara Sam Ratulangi Manado sedang menunjukan jumlah pergerakan penumpang selama Nataru 2019

Tiket Mahal Jumlah Pemudik ke Manado Berkurang

Loading

MANADO (Independensi.com) Jumlah penumpang yang berangkat maupun datang ke Bandara Sam Ratulangi Manado pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2019 mengalami penurunan dibandingkan Nataru sebelumnya. Tingginya harga di duga menjadi salah satu penyebabnya.

R. Bambang Triyono Airport Security and Safety Department Head Bandara Sam Ratulangi Manado mengatakan, sejak dibukanya Posko Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2019 pada 20 Desember 2018 lalu hingga H-1, secara umum jumlah penumpang yang datang maupun yang berangkat dari bandara Sam Ratulangi mengalami penurunan sekitar 23 % dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun untuk rute internasional baik yang reguler yaitu yang dilayani oleh maskapai Silk Air tujuan Manado -Singapura maupun carter yang dilayani Lion Air dengan rute Manado ke China pada periode 20 – 24 Desember mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 penumpang yang datang 281 orang sementara pada tahun 2018 ini penumpang yang datang 434 orang. Sementara penumpang itu yang berangkat dari Manado pada 20 – 24 Dedember 2017 sebanyak 236 orang, pada tahun 2018 sebanyak 339 orang.

Bambang yang juga Ketua Posko Nataru 2019 Bandara Sam Ratulangi menduga lonjakan harga menjadi salah satu penyebab berkurangnya mobilitas masyarakat yang akan kembali ke Manado untuk merayakan Natal bersama keluarganya.

Untuk rute Jakarta-Manado misalnya, pada hari biasa Lion Air maupun Citilink menjual tiket dengan harga Rp 1,3 juta hingga Rp 1,5 juta untuk satu kali penerbangan. Pada periode Nataru pada rute yang sama dijual dengan harga Rp 2,6 juta. “Tapi harga tersebut masih dibawah tarif batas atas yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu Rp 2.958.000,” kata Bambang.

Pernah satu hari ada penumpang yang lapor bahwa di salah satu perusahaan aplikasi online yang juga menjual tiket pesawat, harga tiket rute Jakarta – Manado diatas Rp 6 juta. Setelah dilakukan pengecekan ternyata rute yang ditempuh adalah ‘rute jalan-jalan’. Maksudnya rutenya tidak langsung Jakarta-Manado melainkan dari Jakarta-Surabaya-Makasar-Manado.

“Melihat perkembangan yang ada, kami sebelumnya memperkirakan jumlah penumpang akan mengalami penurunan sekitar 2% dibandingkan tahun sebelumnya. Ternyata penurunannua lebih dalam lagi yaitu mencapai 16%,” ujar Bambang. Puncak penumpang terjadi pada tanggal 21 Dessember atau H-4 yaitu sebanyak 4.884 penumpang datang dan 4.008 penumpang berangkat.

Selama periode Nataru 2019, secara keseluruhan untuk keberangkatan on time performance (OTP) mencapai 81,2 % sedangkan OTP kedatangan 63,9%. Rendahnya OTP kedatangan bukan karena faktor cuaca atau jarak pandang melainkan karena keberangkatan dari bandara origin yang mengalami keterlambatan.