Pwngungsi dari Pulau Sebesi dan Sebuku yang berhasil di evakuasi

Penduduk Pulau Sebesi dan Sebuku Berhasil Dievakuasi

Loading

LAMPUNG (Independensi.com) – Evakuasi terhadap korban tsunami di Pulau Sebesi dan Sebuku Kabupaten Lampung Selatan yang sempat terisolasi berhasil dilakukan. Sekitar 1.200 penduduk berhasil dievakuasi ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung pada Rabu ini (26/12).

“Alhamdulillah evakuasi penduduk Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku hari ini berlangsung lancar. Saat ini mereka sudah tiba di Pelabuhan Bakauheni dan langsung disambut oleh Plt. Bupati Lampung Selatan beserta jajaran Kantor KSOP Kelas I Panjang, KSOP Kelas V Bakauheni, PT. ASDP.
Selanjutnya seluruh pengungsi dibawa ke Pendopo Kabupaten Lampung Selatan,” tutur Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo, hari ini (26/12).

Untuk mengevakuasi para pengungsi di Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku Kemenhub mengerahkan empat kapal, yaitu Kapal Patroli KPLP KNP. Trisula P.111 dan KNP. Jembio P.215 dan dari Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Kelas I Tanjung Priok, kapal KM. Sabuk Nusantara 66 yang dioperatori PT. Pelni dan kapal penyeberangan KMP. Jatra 3 milik PT. ASDP Indonesia Ferry.

Lebih lanjut Agus menguraikan, kapal patrol KNP. Trisula berhasil mengangkut sekitar 76 orang penduduk dari Pulau Sebuku, kapal KM. Sabuk Nusantara 66 mengangkut sekitar 300 orang dari Pulau Sebesi dan KMP. Jatra 3 mengangkut sekitar 900 orang dari Pulai Sebesi. Sedangkan kapal KNP. Jembio bertugas mengawal dari belakang KM. Sabuk Nusantara 66.

Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Junaidi mengemukakan bahwa kapal patroli KPLP KNP. Jembio P.215 semula datang untuk mengantarkan bantuan kemanusiaan. Namun setibanya di Pulau Sebuki dan Sebesi terdapat para pengungsi yang meminta untuk diangkut keluar dari pulau tersebut.

“Kapal KNP Jembio datang dalam rangka membawa bahan makanan dan obat-obatan dari masyarakat Lampung dan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung. Namun, saat tiba di pulau Sebesi banyak para pengungsi dengan jumlahnya yang kurang lebih mencapai 200 orang meminta dievakuasi keluar pulau,” ujar Junaidi.

Sementara itu Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Imelda Alini mengatakan, ASDP mengerahkan KMP Jatra III yang telah bertolak pada Rabu (26/12) pukul 06.46 WIB dan tiba di Pulau Besi pada pukul 09.45 Wib untuk membantu proses evakuasi penduduk Pulau Sebesi yang merasa khawatir dengan adanya aktivitas Gunung Anak Krakatau yang masih belum selesai

Kapal Jatra III berhasil mengevakuasi 991 orang penduduk dua pulau terdebut. Korban tsunami yang sempat terisolir itu kemudian dievakuasi dan tiba di Bakauheni sekitar pukul 12.00 Wib siang ini. “Kami melihat kelegaan di wajah para pengungsi karena selama pascatsunami, penduduk Pulau Sebesi setiap hari bolak balik ke gunung karena khawatir akan datangnya tsunami sususan dengan keterbatasan makanan dan minuman. Selanjutnya para pengungsi dibawa ke tempat yang aman di daerah Kalianda, Lampung Selatan,” tutur Imelda lagi.

“Kementerian Perhubungan akan terus berupaya memberikan dukungan dan bantuan kepada para korban tsunami di Selat Sunda, baik berupa sarana transportasi maupun bantuan kemanusiaan lain yang dibutuhkan Saudara-saudara kita disana,” ucap Dirjen Agus.

Dirjen Agus menerangkan, kapal KM. Sabuk Nusantara 66 yang telah selesai bertugas mengangkut para pengungsi akan kembali ke Pelabuhan Sunda Kelapa untuk melayani masyarakat pengguna jasa transportasi laut pada masa Angkutan Laut Natal Tahun 2018 dan Tahun Baru 2019.

Kapal Edam Dikerahkan Bawa Bantuan

Pada hari yang sama, Kementerian Perhubungan mengirimkan 1 kapal kenavigasian yakni KN. Edam untuk mengangkut bantuan kemanusiaan yang akan didistribusikan kepada korban bencana tsunami di Banten dan Lampung.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo berkesempatan melepas keberangkatan kapal KN. Edam yang bertolak dari Pelabuhan Indah Kiat Merak menuju Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang.

“Kami mengerahkan KN. Edam milik Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Priok untuk mengangkut bantuan kemanusiaan berupa 40 ton sembako/bahan makanan, 10 ton pakaian layak pakai, relawan serta bantuan lain yang dibutuhkan oleh para korban tsunami di Selat Sunda,” ujar Agus usai melepas keberangkatan KN. Edam di Merak, Banten.

Pengiriman bantuan kemanusiaan bagi korban tsunami di Selat Sunda juga dilakukan oleh Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok pada hari ini.

Menurut Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok, Sri Rejeki, bantuan yang dikirmkan berasal dari sumbangan para pegawai Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok dan telah diberangkatkan pada pagi ini menggunakan 3 (tiga) mobil operasional kantor.

“Pagi ini kami telah mendistribusikan bantuan berupa 135 dus mie instan, beras, air mineral, dan makanan ringan yang berasal dari sumbangan para pegawai kami,” tutur Sri Rejeki.

Pihaknya berharap, bantuan dari berbagai pihak dapat terus disalurkan melalui Posko Terpadu di Pelabuhan Tanjung Priok.