Ini Modal Kuat Jokowi Bakal Menang Pilpres 2019

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin menjadi calon kuat pemenang Pilpres 2019. Berdasarkan hasil survey, kinerja Jokowi sebagai petahana menjadi kunci di hari pencoblosan 17 April mendatang.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan, yang menjadi modal keberhasilan Jokowi tergambar dalam kepuasan publik akan kinerja pemerintahan yang mencapai 70 persen. Seperti dalam survei Indikator Politik Indonesia bahwa 72 persen masyarakat puas dengan kerja Jokowi.

Makanya wajar Jokowi bisa unggul atas penantangnya Prabowo Subianto dalam beberapa survei elektabilitas. Dalam survei Indikator Politik, Jokowi mencapai angka 54,9 persen dibandingkan Prabowo 34,8 persen. Kalau kepuasan jelek, kata Ujang, tak bakal suara mayoritas berlabuh ke elektabilitas Jokowi. “Ketika kinerja inkumben bagus, berbanding lurus dengan elektabilitas,” kata Ujang ketika dihubungi, Senin (28/1/2019).

Ujang mengatakan, jika melihat kondisi saat ini kans Jokowi menang lebih besar dibandingkan Prabowo. Selama dalam sisa waktu tidak terjadi perubahan politik yang masif, seperti kerusuhan atau krisis ekonomi.

Kenapa demikian, dia menjelaskan bahwa masyarakat sudah terpolarisasi karena pemilu 2019 adalah pengulangan 2014. Pemilih Jokowi misalnya, bakal sulit untuk mengubah pilihan kepada Prabowo.

“Sesungguhnya perubahan Pemilih agak sulit kecuali ada hal-hal yang melakukan blunder di akhir itu akan merubah konstelasi politik,” kata Ujang.

Kendati demikian, tingkat swing voter atau pemilih yang masih ragu masih cukup tinggi. Masih ada sekitar 10 persen. Ujang mengatakan ini yang harus digarap oleh kedua kubu.

Dia menjelaskan, tak semua swing voter bakal berlabuh karena ada sebagian yang kemungkinan golput atau tak menggunakan hak pilih. Cara meraup swing voter itu bisa digarap lewat debat kandidat.

Sebagai petahana, dia menyarankan, Jokowi harus bisa tampil meyakinkan untuk merebut suara rakyat yang puas dengan kinerja pemerintah. Tujuannya, agar bisa dikonversi menjadi elektabilitas. Termasuk juga kesempatan Prabowo untuk merebut suara ragu itu.

“Debat harus melakukan secara maksimal, tetep memberikan presentasikan visi misi jangan sampai asal-asalan akan merusak mendowngrade,” kata Ujang.