MALANG (IndependensI.com) Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah telah mengambil sikap di Pilpres 2019. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan organisasinya akan bebas aktif dalam Pilpres yang akan digelas 17 April nanti.
Dia menjelaskan sikap itu diambil untuk menjaga bangsa serta membuat Pilpres tetap sehat dan beretika.
“InsyaAllah netral aktif. Netral dalam arti tidak partisan di dalam percaturan politik ini. Aktif untuk menjaga dan merawat bangsa dan kontestasi ini agar berlangsung politik yang sehat, demokrasi, beretika dan menjunjung kebersamaan,” kata Haedar usai menjadi pembicara Sidang Pra-Tanwir Muhammadiyah di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (7/2/2019).
Haedar tidak menampik jika sebagian anggotanya terlibat mendukug pasangan calon tertentu atau partai politik. Tapi, menurutnya, pilihan tersebut wajar.
“Warga Muhammadiyah seperti warga bangsa dan ormas lain, kan ada yang ke 01 dan ke 02. Ada yang ke partai itu dan ada yang ke partai lain, itu jadikan itu hal lumrah dan wajar,” ungkapnya.
Meski membebaskan kader, Haedar melarang untuk menyeret nama Muhammadiyah ke dalam politik praktis. Muhammadiyah tentu akan menegur dan mensanksi kadernya yang melanggar.
“Yang kami selalu tegur, jangan membawa nama institusi Muhammadiyah, bergeraklah sebagai kelompok-kelompok relawan, atau kelomok kepentingan yang sifatnya tidak membawa Muhammadiyah,” katanya.
“Kalau ada perbedaan satu sama lain, relawan a dan b, ya sudah seperti ketemu di kesebelasan di sekolah lah. Ada di sana sini ketegangan, namanya sepak bola, di sekolah kan gitu. Tapi tetap ketegangan yang bersaudara,” ungkapnya.
Muhammadiyah sendiri dalam Tanwir di Bengkulu, 15-17 Februari 2019 mendatang akan mengundang Calon Presiden (Capres) Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Keduanya dihadirkan dalam kapasitas sebagai tokoh bangsa guna menyampaikan pikiran-pikiran kebangsaannya.
“Muhammadiyah insyaAllah akan menjaga martabatnya,” tegasnya.