JAKARTA (Independensi.com) – Bupati Karo Terkelin Brahmana mendukung penuh pembuatan Film Jandi La Surong (JLS) yang kini sedang dalam proses produksi. Film yang diangkat dari dari buku novel cinta karya H Tempel Tarigan, wartawan senior dan juga tokoh masyarakat Karo tersebut mengambil tempat syuting di Kabupaten Karo, sehingga film itu sendiri banyak menggambarkan keindahan Tanah Karo Simalem.
Pernyataan itu disampaikan Bupati Karo Terkelin Sembiring Brahmana ketika hadir di acara Pesta Tahunan Desa Batukarang atau dikenal dengan Ngerires Batukarang yang ke-49 di Jakarta, tepatnya di Gelanggang Remaja Jakarta Timur, Sabtu (9/2/2019). Acara ini dihadiri sembilan ‘Terpok’ Marga Bangun yang bermukim di wilayah Jabotabek.
Film Jandi la Surong secara tidak langsung akan memperkenalkan Kabupaten Karo ke publik, terutama keindahan alamnya sehingga diharapkan mendorong kunjungan pariwisata ke Tanah Karo. Dalam film tersebut juga menonjolkan unsur budaya atau kultur budaya Karo masa lalu (Karo Sidekah). Unsur budaya dalam pariwisata merupakan hal yang tidak terpisahkan. Film itu memang bertema percintaan, tetapi juga menonjolkan keindahan alam Karo dan budaya Karo.
Oleh karena itu, kata Terkelin, pihaknya mendukung film Jandi La Surong karena menjadi sarana menggambarkan keindahan Tanah Karo dengan adat budaya tergambar dalam cerita film itu. Tanah Karo Simalem diperlihatkan dan tergambar lengkap dalam cerita film tersebut. “Karena itu, saya menginstruksikan kepada semua jajaran Pemda Karo untuk menonton film tersebut pada acara soft launching di Berastagi tanggal 23 Februari 2019 mendatang,” kata Terkelin Bramana.
Dalam kesempatan itu, Bupati Karo juga menjelaskan mengenai programnya membangun Kabupaten Karo dengan mengutamakan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur di Kabupaten Karo akan terus digenjot untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Disebutkan, proyek jalan tembus Tanah Karo-Kabupaten Langkat dan dilanjutkan dengan proyek jalan tembus ke Deli Serdang.
Kabupaten Karo yang merupakan daerah pertanian membutuhkan kelancaran transportasi, sehingga pemasaran produk-produk pertanian Karo seperti jagung, kopi, cabe, kentang dan lainnya bisa lebih lancar. Selain itu, juga untuk mendukung potensi wisata di Kabupaten Karo yang terhambat akibat infrastruktur yang minim, termasuk jalan macet Medan-Berastagi yang sudah sangat mengganggu. (Charly Tongatta)