JAKARTA (IndependensI.com) – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, bakal ada investasi di sektor otomotif yang segera masuk ke tanah air. Nilai investasi tersebut mencapai US$ 900 juta atau Rp 1,26 triliun. “Investor ada dua yang komit di Indonesia, Eropa dan Asia,” ujarnya, usai peresmian kebijakan berupa simplifikasi prosedur ekspor kendaraan bermotor completely built up (CBU) di Pelabuhan Indonesia Kendaraan Terminal, Jakarta, Selasa (12/2/2019).
Namun, Airlangga belum menjelaskan waktu realisasi kedua investasi tersebut. Namun yang pasti, apabila sudah resmi berinvestasi, tentu hal itu akan mampu mendorong pertumbuhan ekspor otomotif. Apalagi saat ini pemerintah telah menyederhanakan aturan ekspor kendaraan bermotor CBU. “Kita masih menunggu beberapa hal yang harus disiapkan,” ujarnya.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyederhanakan aturan ekspor kendaraan bermotor CBU. Aturan yang tertuang dalam Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-01/BC/2019 tentang Tata Laksana Ekspor Kendaraan Bermotor dalam Bentuk Jadi ini telah berlaku sejak 1 Februari 2019.
Melalui penyederhanaan aturan ini, pemerintah berharap ekspor kendaraan bermotor CBU akan meningkat, sehingga dapat memperbaiki defisit neraca perdagangan dan mengurangi hambatan dalam ekspor.
Sri Mulyani menjelaskan, dalam satu bulan terdapat sekitar 25 kali keberangkatan kapal pengangkut kendaraan bermotor CBU yang akan diekspor. “Tahun lalu, lebih dari 279 ribu kendaraan ekspornya. Impor menurun di bawah 40%. Ekspor diharapkan bisa lebih dari 70%,” ujarnya.
Melengkapi penjelasan Sri Mulyani, Airlangga mengatakan ekspor kendaraan bermotor CBU jumlahnya naik sekitar 400 ribu kendaraan. “Dari 400 ribu itu 95% CBU, sisanya CKD, ke negara-negara lain,” ujarnya.
Kendaraan bermotor CBU ini akan diekspor ke Cina, Arab Saudi, Kamboja, dan Vietnam. Ke depannya pemerintah juga telah melakukan koordinasi dengan Australia terkait ekspor kendaraan bermotor CBU. Dengan demikian diharapkan ekspor semakin meningkat, dan impor lebih menurun.