BEKASI(IndependensI.com)- Gerakan anti hoax atau berita bohong yang digagas Polres dan Pemkot Bekasi, tidak hanya di kalangan instansi pemerintahan, tokoh masyarakat. Selasa (19/2/2019), seluruh tokoh dan para pemuka lintas agama dari agama Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Kong hu chu melaksanakan deklarasi anti-hoax dan anti-radikalisme.
Acara yang digelar di Gedung Muzdalifah, Islamic Center Kota Bekasi, juga dihadiri Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi bersama Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Indarto, Kodim, Kejaksaan dan Ketua FKUB Kota Bekasi, Abdul Manan.
Wali Kota Rahmat Effendi mengatakan, deklarasi anti hoax telah dilakukan di tingkat kecamatan se Kota Bekasi.Deklarasi anti-hoaks dan radikalisme dilakukan bukan hanya sekedar seremonial saja, namun harus ada dasar dari keinginan dan kesadaran dari stakeholder.
“Sebetulnya yang terpenting ialah bukan hanya sebatas seremonial saja, namun yang terpenting adalah keinginan dari hati yang tulus. Harus sama-sama kita perangi hoax dan terus kita jaga kerukunan yang sudah dibangun. Jangan sampai pemberitaan hoax memecah belah umat dan merusak kerukunan,” ajak Rahmat.
Pada kesempatan tersebut, Pemerintah Kota Bekasi juga mengkampanyekan antiradikalisme di tempat ibadah serta meningkatkan peran serta rumah ibadah menjadi corong pemersatu antar umat dan anak bangsa.
Disebutkan Rahmat, aksi deklarasi itu untuk memberi kepahaman tentang heterogen dan multietniknya warga Kota Bekasi. Maka dibutuhkan komitmen seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat Kota Bekasi dalam hidup berdampingan tanpa saling sebarkan hoax, kebencian dan radikal.
“Silaturahmi kita jalanin terus komunikasi jalan terus supaya kita terjalin, kebersamaan yang sangat erat, menjadi aset termahal di negeri ini,” katanya.
Ia mengatakan, pada tahun politik ini pihaknya tidak ingin para tokoh umat disusupi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, dan memiliki niat untuk memecah belah kerukunan dan kesatuan. Ia memesankan agar masyarakat dapat menyaring pemberitaan terlebih dahulu, tidak asal menyebar pemberitaan.
“Kalau dapat kabar berita, lebih baik menyaring berita-berita yang belum jelas asal usulnya apalagi isinya penuh kebencian, ingat cerdas gunakan media sosial ini, janganlah main sebar sebelum tahu kebenarannya,” katanya.
Sementara Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Indarto mengatakan, semua pihak harus berperang melawan hoax. Dijelaskan bahwa hoax atau berita bohong dapat membuat kegaduhan dan menimbulkan kebencian terhadap seseorang.
“Saya sangat apresiasi dengan adanya deklrasi hoax ini, kita aplikasikan realisasinya kedepan, dimulai dari diri sendiri dengan tidak membuat berita bohong yang kemudian di sebar. Jika menemukan penyebaran hoax segera laporkan ke bagian kami,” ucap Indarto. (jonder sihotang)