LAMPUNG (Independensi.com) – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan peninjauan kesiapan terminal baru Bandara Radin Inten II Lampung, menjelang peresmian terminal baru Bandara Radin Inten II dan Bandara Silampari Lubuklinggau oleh Presiden RI Joko Widodo.
“Bandara Radin Inten II merupakan bandara yang cukup padat dengan jumlah penumpang 3,7 juta per tahun,” jelas Menhub Budi. Bandara Bandara Internasional ini sedang dalam proses dikerjasamakan dengan PT. Angkasa Pura II.
Menhub menjelaskan syarat teknis Bandara Radin Inten II sebagai Bandara Internasional sudah terpenuhi sehingga dapat digunakan untuk penerbangan haji dan umroh. Bandara Radin Inten II dapat menampung 24 kloter jamaah haji dan jamaah umroh hingga 17 ribu jamaah.
“Saya meminta Pemerintah Daerah agar berkomunikasi dengan Kementerian Agama terkait slot dari di Madinah dan Jeddah, Arab Saudi. Apalagi di Lampung sudah ada asrama haji sehingga tahun ini Bandara Radin Inten II bisa langsung digunakan untuk haji atau umroh untuk wilayah Lampung dan Sumatera Selatan,” jelas Menhub.
Sementara itu Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B. Pramesti melakukan kunjungan kerja ke Bandar Udara Silampari, Lubuklinggau
“Kehadiran terminal baru Bandara Silampari merupakan salah satu peningkatan pelayanan yang dilakukan oleh Ditjen Hubud kepada masyarakat, untuk memberikan kelancaran konektivitas bagi Sumatera Selatan, khususnya bagi Lubuklinggau dan kabupaten sekitarnya,” ujar Polana.
Kehadiran Bandar Udara Silampari telah memberikan kemudahan konektivitas transportasi masyarakat di enam kabupaten, yaitu Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Empat Lawang, Lahat, Pagar Alam, Serolangun dan masyarakat perbatasan di Provinsi Bengkulu.
Bandar Udara Silampari merupakan bandar udara yang terletak di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Status bandar udara ini naik dari Satuan Pelayanan menjadi Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III sejak Tahun 2018.
Kini Bandar Udara Silampari memiliki terminal baru dengan desain yang lebih megah dan modern, tampil dengan hiasan motif tradisional di setiap sudut terminal. Hal itu menambah keindahan dan kenyamanan bagi para penumpang.
Terminal baru dengan area 5.400m2 berdiri di atas lahan seluas 80 hektar. Terminal ini siap menampung penumpang hingga 300.000 penumpang per tahun atau 386 penumpang per jam sibuk.
Untuk fasilitas sisi udara, bandar udara memiliki landas pacu (runway) dengan panjang 2.220m x 45m, landas hubung (taxiway) 155m x 23m dan area parkir pesawat (apron) berukuran 130 m x 100 m yang mampu mengakomodir pergerakan dua pesawat sejenis Boeing.
Saat ini, tiga maskapai sudah beroperasi di Bandar Udara Silampari yaitu Batik Air menggunakan jenis pesawat Airbus A-320 dan NAM Air dengan jenis pesawat Boeing 737-500, dengan rute penerbangan Jakarta-Lubuklinggau (PP) 1x sehari. Sementara Wings Air ATR 72-600 dengan rute penerbangan Palembang-Lubuklinggau (PP) 1 x sehari.