YOGYAKARTA (Independensi.com) – Kreativitas Pemerintah Daerah (Pemda) mutlak diperlukan dalam mendukung optimalisasi pemanfaatan kapal perintis dan kapal tol laut untuk mengangkut muatan hasil komoditi daerahnya agar muatan baliknya terisi optimal.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo pada penutupan Rakornas Perintis dan Tol Laut 2019 di Yogyakarta, Minggu (24/3).
Rakornas Perintis dan Tol Laut 2019 yang dihadiri oleh para stakeholder dan pihak terkait seperti perwakilan Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan juga Pemerintah Daerah dan asosiasi.
Menurut Agus, penyelenggaraan angkutan laut perintis dan tol laut harus dilakukan terpadu, sinergitas dan kolaborasi antar pusat dan daerah agar hasilnya bisa maksimal dan masyarakat dapat merasakan manfaat keberadaan angkutan laut perintis dan tol laut.
“Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sudah punya tugas masing -masing. Sinergi dan kolaborasi pusat dan daerah menjadi penting ketika target yang ingin dicapai diperlukan kerjasama yang baik agar hasilnya bisa dinikmati masyarakat,” ujar Agus.
Agus berharap agar setelah rapat koordinasi ini, kedepan penyelenggaraan angkutan laut perintis dan tol laut akan semakin baik yang tentunya penggunaan teknologi informasi untuk konsolidasi kargo juga harus dimanfaatkan sehingga tiap tahun muatannya dapat terus meningkat.
Rakornis menghasilkan kesepakatan yang dapat membawa penyelenggaraan angkutan laut perintis dan tol laut menjadi lebih baik lagi di tahun 2019 ini dan juga tahun-tahun yang akan datang.
Dalam Rakornas Perintis dan Tol Laut 2019 juga diberikan penghargaan Tol Laut Award kepada Kepala daerah dan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Ditjen Perhubungan Laut yang berhasil meraih 3 (tiga) besar jumlah troughput kontainer terbanyak di tahun 2018.
Adapun pelabuhan yang mendapatkan penghargaan Tol Laut Award dengan troughput kontainer terbanyak di tahun 2018 tersebut adalah Pelabuhan Tahuna sebanyak 959 TEUs Container, Pelabuhan Morotai 746 TEUs Container dan Pelabuhan Dobo 600 TEUs Container.
“Penghargaan ini diberikan untuk memberikan motivasi dan edukasi kepada publik bahwa dengan kerjasama yang baik semua hambatan dan masalah secara bertahap akan dapat diselesaikan dengan baik,” ujar Dirjen Agus.
Prof. Dr. Senator mewakili akademisi menggarisbawahi perlunya pengembangan industri di daerah timur Indonesia dan konsolidasi muatan hasil industri baik pertanian, perkebunan, perikanan hingga manufaktur meskipun dalam skala kecil dan menengah.
Dengan demikian akan terjadi keseimbangan perdagangan antara barat dan timur yang pengirimannya memanfaatkan program Tol Laut.
“Sekali lagu, hal ini memerlukan koordinasi mulai dari pemerintah pusat, pemda dan antar kementerian lembaga sehingga secara bertahap isu muatan balik akan teratasi,” ujarnya.
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, ALFI dan perusahaan-perusahaan JPT akan siap mendukung program Tol Laut from end to end dan siap membangun aplikasi berbasis smart logistik di daerah-daerah 3TP (Tertinggal, Terdepan, Terpencil dan Pedalaman).
Sementara itu, Kapus Litbang Antar Moda Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhub Yugihartiman mengingatkan perlunya penerapan kebijakan program Tol Laut kedepan berbasis riset. Pihaknya sudah dan sedang menyiapkan berbagai evaluasi dan kajian yang nantinya bermanfaat bagi perbaikan dan pengembangan konektivitas program Tol Laut dengan moda yang lain.
Masih dalam rangkaian Dialog Strategis, Ditjen Perhubungan Laut dan Badan Pengembangan SDM Kemenhub menandatangani Komitmen bersama penempatan Taruna Praktek Laut (Prala) di kapal-kapal armada Tol Laut dan Kapal-kapal Asing yang mengajukan Izin Penggunaan Kapal Asing (IPKA).