JAKARTA (IndpendensI.com) – Elektabilitas kedua pasangan calon presiden kembali diuji oleh sebuah lembaga survei. Kali ini giliran Lembaga riset dan pemantau pemilu, New Indonesia yang merilis hasil survei Pilpres 2019. Hasilnya, elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo-Sandi mengalahkan pasangan Jokowi-Ma’ruf.
Direktur Eksekutif New Indonesia, David Haerantula menyampaikan, tingkat elektabilitas Prabowo-Sandi sebesar 51,8 persen dan Jokowi-Ma’ruf 44,2 persen.
David mengatakan, menjelang pemungutan suara, terjadi fenomena migrasi suara. Banyak calon pemilihan pasangan 01 bermigrasi atau berpindah dukungan ke pasangan 02.
“Salah satu temuan New Indonesia adalah menguatnya dukungan terhadap pasangan Prabowo-Sandi dan melemahnya elektabilitas Jokowi-Ma’ruf. Dibandingkan survei New Indonesia sebelumnya, tingkat elektabilitas Prabowo-Sandi kali ini mengalami peningkatan sangat signifikan,” jelasnya saat rilis di kawasan Senayan,Jakarta Selatan, Senin (1/4/2019).
“Pada survei bulan Desember 2018, elektabilitas Prabowo-Sandi baru sebesar 42,3 persen. Dalam waktu sekitar tiga bulan telah melesat menjadi 51,8 persen. Sementara elektabilitas Jokowi-Ma’ruf pada survei Desember 2018 sebesar 49,8 persen kini merosot menjadi 44,2 persen,” lanjutnya.
David menambahkan, selain migrasi dukungan, menguatnya elektabilitas Prabowo-Sandi juga disebabkan para undecided voters yang jumlahnya cukup signifikan pada survei sebelumnya kini mengalihkan pilihannya ke Prabowo-Sandi. Migrasi suara, lanjutnya, dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya Prabowo-Sandi dinilai tampil optimal dalam debat capres dan cawapres.
“Baik dari program kerja yang ditawarkan maupun aspek etika berdebat, paslon 02 ternyata lebih disukai publik. Sikap Prabowo yang lebih fokus pada masalah yang dibahas dan tidak terpancing menyerang pribadi lawan justru mengundang simpati masyarakat. Sikap itu dinilai publik sebagai cermin kematangan dan jiwa kenegarawanan Prabowo-Sandi,” kata dia.
Merosotnya elektabilitas Jokowi-Ma’ruf, salah satunya karena dinilai gagal memenuhi janjinya pada Pilpres 2014. Selain itu, isu penyebar hoaks yang dituduhkan tim Jokowi-Ma’ruf ke Prabowo-Sandi juga dinilai kontra produktif.
“Publik dengan mudah dapat memahami bahwa hoaks dapat bersumber dari mana saja termasuk dari kubu paslon 01. Tuduhan bertubi-tubi soal hoaks justru mengundang simpati publik terhadap paslon 02 dan berbalik arah justru menggerogoti dukungan pada Jokowi-Ma’ruf,” jelas David.
“Masalah kesulitan lapangan pekerjaan dan mahalnya harga-harga kebutuhan pokok benar-benar dirasakan publik. Berdasarkan survei New Indonesia, mayoritas publik mengaku hidupnya tidak lebih baik selama lima tahun terakhir,” lanjutnya.
Survei dilaksanakan pada 10-21 Maret 2019 di 34 provinsi. Responden survei ini mereka yang memiliki hak pilih atau masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Jumlah responden sebanyak 1.225 yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat (multi-stage random sampling). Tingkat kepercayaan survei 95 persen dengan margin of error kurang lebih 2,8 persen. Survei ini juga dilengkapi dengan riset kualitatif dan kajian media. (Dan)