JAKARTA (IndependensI.com) – Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyatakan menolak hasil perhitungan suara Pilpres 2019 yang dianggap penuh dengan kecurangan. Sikap ini tentu menuai kritik dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf. Sikap Prabowo dinilai sebagai pembelajaran yang buruk dalam kehidupan demokrasi di Indonesia.
Juru Bicara TKN Jokowi-Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily menuturkan, dalam demokrasi, ada prinsip dasar yang harus dijunjung tinggi oleh siapa pun, yakni harus siap menang dan harus siap kalah.
”Itu prinsip dasar dalam kontestasi berdemokrasi. Kita harus harus menghormati pilihan rakyat. Mereka telah menentukan piliannya untuk menjadikan Jokowi-Kiai Ma’ruf sebagai Capres-Cawapres 2019 ini,” kata Ace, Selasa (14/5/2019).
Ace menegaskan, seharusnya Prabowo-Sandi malu kepada rakyat. Sebab, dalam sebuah survei dinyatakan bahwa 92,5 persen rakyat Indonesia menerima siapa pun yang terpilih sebagai presiden.
”Rakyat memiliki kesadaran yang tinggi atas prinsip berdemokrasi ini. Justru elite-elite politiknya yang tidak siap berdemokrasi,” ucap Ace.
Prabowo dalam konferensi pers bertajuk “Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019” yang digelar Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menyatakan menolak hasil Pilpres 2019 karena dianggap penuh kecurangan. Dia pun mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk bersikap jujur.
“Tapi yang jelas sikap saya adalah saya akan menolak hasil penghitungan yang curang. Kami tidak bisa menerima ketidakadilan, ketidakjujuran,” kata Prabowo di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019). (Dan)