Pelatih basket asal Serbia, Rajko Toroman (tengah), memberi keterangan kepada media didampingi pemain tim nasional basket, Derrick Michael Xzaverio (kanan), dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (21/6/2019). (Foto: Henri Loedji)

Tinggi Badan Bukan Hambatan

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Tinggi badan rata-rata pemain basket Indonesia tidak setinggi pemain negara lain. Namun, pelatih asal Serbia, Rajko Toroman, mengatakan hal itu bukan hambatan.

“Tinggi badan yang kurang dibanding pemain tim lain memang persoalan tapi bukan hambatan. Masalah itu bisa diatasi dengan berbagai cara seperti menjaga kekompakan serta disiplin dan kerja keras,” kata Toroman di Jakarta, Jumat (21/6/2019).

Toroman menceritakan pengalaman saat melatih tim basket Filipina. “Mereka pernah merasa kurang percaya diri karena masalah tinggi badan. Saya meyakinkan mereka bahwa persoalan itu bisa diatasi, dan itu terbukti,” ujar pria yang juga pernah melatih tim basket Serbia dan Iran itu.

“Jika dihitung dalam skala 1-10, level tim basket Indonesia saat ini masih berada di angka lima, sementara Filipina level sembilan. Dengan kerja keras, saya yakin Indonesia bisa menyusul Filipina,” ujarnya.

Strategi lain untuk mengatasi persoalan tinggi badan adalah naturalisasi pemain asing dan mencari pemain baru yang tinggi. Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) sudah memanggil satu pemain baru yaitu Derrick Michael Xzaverio. Meski usianya baru 16 tahun, tinggi badan Derrick sudah lebih dari 2 meter.

“Saya bangga dipanggil bergabung dengan tim nasional basket Indonesia. Saya harap saya bisa memberikan kontribusi untuk tim nasional,” kata pemain berdarah Nigeria, Kamerun, dan Batak itu.

Tuan Rumah

Sementara itu, anggota dewan FIBA, Erick Thohir, mengumumkan kepastian Indonesia menjadi tuan rumah FIBA World Cup 2023.

“Meski menjadi tuan rumah, Indonesia tidak otomatis tampil. Untuk meraih tiket World Cup, tim nasional basket kita harus mampu masuk 10 besar FIBA Asia Cup 2021,” kata Erick.

Di kualifikasi FIBA Asia Cup 2021, Indonesia menempati Grup A bersama Filipina, Thailand, dan Korea Selatan.

“Untuk lapangan, yang akan digunakan adalah yang ada di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta. Kita bisa menggunakan fasilitas yang sebelumnya digunakan untuk Asian Games 2018,” ujarnya.

Erick juga mengungkapkan sistem pertandingan baru yang meniru turnamen sepakbola internasional. “Pertandingan akan dilakukan dengan sistem kandang dan tandang (home and away). Dengan demikian, pecinta basket Indonesia bisa menyaksikan banyak pertandingan internasional,” kata Erick.