JAKARTA (IndependensI.com) – Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, saat ini pihaknya tengah memprioritaskan penanganan masalah lingkungan, dalam menghadapi kebocoran gas yang menimbulkan gelembung udara di sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ).
Dia melanjutkan, saat ini Pertamina sudah berupaya mencegah kerusakan lingkungan dengan mengerahkan 27 kapal dan alat penangkap tumpahan minyak (Oil Boom) di perairan Pantai Utara Jawa, Karawang Jawa Barat. “Kita sudah langsung tangani, kita fokus ke masalah ini, lakukan preventif action,” katanya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (22/7/2019).
Menurut Nicke, sejauh ini penggunaan oil boom dinilai cukup efektif sehingga sebarannya tidak meluas. “Yang masuk ke luat sudah (ada) langsung kita sapu dengan oil boom. Sangat (efektif),” tuturnya.
Nicke mengungkapkan, Pertamina terus melakukan penanganan gelembung gas di sumur pengembangan terebut, termasuk mengantisipasi hal yang lebih buruk terjadi. “Sudah tertangani dengan persiapan. Bukannya ada masalah baru siap, tapi udah kita siapkan semua, standby, jadi diperlukan sudah,” tandasnya.
Di bagian lain, Kasubdit Penanggulangan Musibah dan Pekerjaan Bawah Air Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Hubla Kementerian Perhubungan, Een Nuraini Saidah mengatakan pihaknya sudah mendapatkan laporan terjadinya tumpahan minyak di wilayah kerja PHE ONWJ sejak akhir kemarin. ‘Kemenhub sudah melakukan sejumlah langkah-langkah antisipasi guna mempercepat penyelesaian tumpahan minyak tersebut. Koordinasi sudah dilakukan dengan pihak Pertamina,” kata Een Nuraini.
Dalam rapat yang digelar di Kementerian Perhubungan, Senin (22/7/2019), juga membahas tentang kemungkinan menaikkan status kejadian tumpahan minyak milik PHE ONWJ tersebut. Een juga mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mendapat laporan dari Pertamina bahwa dalam penanggulangan tumpahan minyak di Anjungan Lapas Pantai YY milik PHE ONWJ melibatkan pihak konsultan yakni Oil Spill Combat Team (OSCT) Indonesia untuk strategi penanganan tumpahan minyak agar efektif, karena penangannya harus cepat dan dalam waktu singkat. “Kami mendapatkan laporan bahwa OSCT jadi konsultan langsung dari PHE ONWJ dan sudah bekerja di lapangan,” kata Een Nuraini.
Di bagian lain, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, penanganan bocoran gas di sumur yang dioperatori Pertamina Hulu Energi ONWJ ini dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak yang kredibel, kompeten dan memiliki pengalaman yang baik dalam menangani masalah yang sama. Selain melibatkan OSCT Indonesia, PHE juga melibatkan perusahaan asing yakni Boot & Coots, perusahaan asal US yang telah memiliki pengalaman dalam menyelesaikan peristiwa di Gulf Mecixo.
“Seluruh upaya tersebut sebagai komitmen dan keseriusan Pertamina dalam mengatasi peristiwa di sumur migas lepas pantai tersebut baik dari aspek operasional maupun lingkungan hidup,” imbuhnya. (dan)