Bali (Independensi.com) – Kebijakan Gubernur Bali Wayan Koster tentang larangan penggunaan kantong plastik, styrofoam dan sedotan plastik yang termaktub dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 97 Tahun 2018 ini dirancang untuk menekan sampah plastik, yang diharapkan bisa mencapai 70 persen dalam satu tahun mendatang.
Upaya ini tentu saja tidak dapat berhasil tanpa dukungan warga Bali secara umum. Sebagai respons dari niat baik Gubernur Bali ini, re-Bedo didukung oleh partner Bedo yang memiliki visi sama tentang Circular Revolution, seperti Alila Seminyak, Sampoerna, dan berbagai pihaknya lainnya mengajak sesama usahawan, produsen dan desainer yang berdomisili di Bali untuk kampanye dan bertukar pikiran dalam usaha mengurangi sampah, khususnya plastik dan sisa produksi lain di Pulau Dewata ini.
Perwakilan Bedo, Ami Zijta menuturkan dalam kegiatan kampanye ini juga diselipkan berbagai acara seperti talk show tentang Sampah Kemasan di Lautan Bali, dimana acara ini dibuka oleh Ketua Dekranasda Bali, Ni Putu Putri Suastini, PHDI dan juga XSProject.
Selain itu, dalam acara ini berisikan fashion show dengan tema Upcycling, kemudian ada workshop Upcycling dan presentasi peserta Olah Limbah Kreasi atau Olikasi, dan ada juga pameran produk UKM binaan Bedo dan Sampoerna Untuk Indonesia.
“Kami mengundang member Bedo dan UKM untuk datang dan bisa sharing bagaimana cara mengurangi sampah plastik berdasarkan Perda sebelumnya,” ujar Ami Zijta ketika ditemui di Alila Seminyak, Bali pada Senin (22/7/2019).
Pihaknya pun berharap akan hadir satu sinergi untuk membuat sebuah perbedaan besar dengan mengintegrasikan strategi circular economy, seperti upcycling, daur ulang dan prinsip nol sampah ke dalam desain dan proses.
Dengan tujuan untuk mendorong peserta untuk melihat sampah industri sebagai bahan yang bernilai, yang dapat digunakan untuk menciptakan sebuah produk baru dan sekaligus belajar mengenai manfaat melakukan transisi kepada proses yang berprinsip bebas limbah.
“Goals-nya adalah kita (member Bedo dan UKM, red) bisa melakukan sesuatu dari bisnis untuk mengurangi sampah,” ungkapnya.
Upcycling sendiri merupakan sebuah proses mengubah bahan bekas atau bahan sisa menjadi produk yang lebih berguna. (hidayat)