SURABAYA (IndependensI.com) – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian melepas 593 kilogram (kg) Sarang Burung Walet (SBW) ke Hongkong dengan total nilai sebesar 14,8 Milyar di Kantor Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, Kamis (29/8/2019).
Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, Musyaffak Fauzi mengatakan ekspor SBW merupakan salah satu komoditas yang mempunyai nilai jual yang tinggi dan sampai saat ini Indonesia merupakan produsen terbesar di dunia. Berangkat dari hal ini, ke depan Kementan memastikan dapat mendorong lebih banyak lagi pengusaha khususnya generasi milenial yang terjun dalam usaha ini.
“Agar ekspor makin melejit, apresiasi dan dukungan dari Karantina Pertanian Surabaya akan terus dilakukan baik melalui bimbingan teknis ataupun kemudahan dalam pengurusan dokumen. Ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk mengakselerasi ekspor,” demikian dikemukakan Mussyaffak yang hadir melepas ekspor SBW tersebut.
Mengacu data dari sistem otomasi perkarantinaan, ekspor SBW ke Hongkong pada tahun 2018 mencapai 3.108 kali setara 353 ton. Sedangkan pada tahun 2019 yakni sampai dengan bulan Agustus mencapai 2.004 kali dengan volume 216 ton.
“Apabila dibandingkan ekspor SBW pada periode yang sama yaitu Januari sampai Agustus, ekspor pada tahun 2019 meningkat 25 persen dibanding Tahun 2018 dari 101 menjadi 122 ton,” beber Musyaffak.
Musyaffak menyebutkan eksportasi SBW melalui Karantina Pertanian Surabaya selama ini ditujukan ke 17 negara, yaitu Tiongkok, Hongkong, Taiwan, Amerika Serikat, Australia, Vietnam, Singapura, Kanada, Tailand, Macau, Jepang, Malaysia, Denmark, Korea, Meksiko, Jerman, dan Taipeh. Ke depan, diharapkan selain meningkatkan volume ekspor, juga jumlah negara tujuan ekspor pun turut bertambah.
Lebih lanjut Musyaffak menuturkan beberapa hal yang membuat SBW Indonesia banyak peminatnya, yakni karena kandungan asam amino esensial dan non esensial yang mana merupakan bagian penting sel atau jaringan terutama syaraf, otak, hati, jantung kelenjar tubuh, dan juga berfungsi memperbaiki metabolisme tubuh manusia.
“Apalagi ditunjang dengan berbagai manfaat kesehatan SBW bagi kesehatan diantaranya mengandung protein, kalsium, dan anti oksidan yang tinggi, meredakan peradangan, menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan sebagainya,” sebutnya.
Direksi CV. Perdana Jaya, Andrie Hermawan mengatakan Karantina Pertanian Surabaya berperan melakukan bimbingan teknis dan monitoring evaluasi terhadap processing dirumah waletnya. Alhasil, kualitasnya layak dan aman dikonsumsi di negara tujuan.
“Karantina Pertanian Surabaya melakukan inovasi percepatan pelayanan secara inline inspection terutama dalam ekspor,” katanya.
“Selama ini Badan Karantina Pertanian utamanya Karantina Pertanian Surabaya sangat mendukung proses ekspor SBW dengan kemudahan layanan dalam pengurusan dokumen ekspor,” lanjut Andrie.
Perlu diketahui, Indonesia merupakan negara produsen Sarang Burung Walet (SBW) terbesar di dunia selain Thailand, Vietnam, Singapura, Myanmar, Malaysia, India dan Srilanka. Total produksi SBW Indonesia mencapai 80% dari seluruh produksi dunia dengan produksi rata-rata lebih dari 1.200 ton per tahun.(***)