BALI (Independensi.com) – Pemerintah Indonesia tidaklah berpangku tangan terhadap predikat yang diberikan bahwa negara kita adalah pengekspor sampah laut terbesar ke-2 di dunia, namun yang terjadi sesungguhnya kira-kira 700 ribu ton sampah laut dan 80 persen diantaranya berasal dari darat yang masuk melalui sungai-sungai.
Untuk itulah kita harus merubah ‘mindset’ pola pikir dan perilaku masyarakat agar ikut bertanggung jawab dalam mengurangi limbah, agar jangan sampai mengalir langsung ke laut dan menurut data, Bali menyumbang sekitar 1,6 juta ton sampah per tahun dan 20%-nya adalah sampah plastik. Hal tersebut dikemukakan oleh Deputi IV Kemenko Maritim RI, Syafri Burhanudin saat meresmikan pemasangan Trash Boom (Penghalau Sampah) di Sungai Ayung, Batu Belig, Kuta Utara – Badung, Bali, Sabtu (2/11/2019).
“Kami mewakili pemerintah memberikan apresiasi kepada PT Multi Bintang yang secara cerdas melakukan kepedulian CSR untuk meningkatkan citra pariwisata Bali dengan kepeduliannya mengurangi sampah di laut dengan pemasangan sekat penghalau sampah (Trash Boom),” tutur Syafri.
Seperti diketahui, Pemerintah Bali juga telah berkomitmen untuk mengurangi 70% sampah pada tahun 2025 dan mengeluarkan peraturan pendukung dan pengembangan strategi pengelolaan sampah yang terintegrasi. Langkah itu didukung penuh oleh aktivis lingkungan setempat. Namun, semua harus dimulai dari pemahaman yang lebih baik tentang pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dan perubahan perilaku masyarakat.
Bir Bintang, bir ikonik Indonesia, bekerja sama dengan aktivis lingkungan Gary Benchegib, pendiri Make A Change World meluncurkan kampanye untuk memperkenalkan budaya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab untuk melindungi Bali. Kampanye ini juga akan mencakup pemasangan 100 trash booms di sekitar Bali, solusi teknologi terjangkau untuk jebakan sampah yang dikembangkan oleh perusahaan startup lingkungan asal Jerman, Plastic Fisher. Trash booms secara efektif dapat menghentikan sampah masuk ke sungai, saluran air, dan pantai Bali.
“Bir Bintang adalah merek ikonik Indonesia dan kebanggaan bangsa. Setiap orang yang mengunjungi Bali akan selalu senang memiliki pengalaman bersama Bintang. Ini adalah komitmen kami untuk mendukung pariwisata Indonesia dan memastikan Bali terus menjadi destinasi wisata bintang. Kami percaya cara terbaik untuk mencegah sampah ke pantai dan laut dimulai dari budaya perilaku kelola sampah yang bertanggung jawab dan mencegah sampah ke sungai,” kata Mariska van Drooge, Marketing Director PT Multi Bintang Indonesia Niaga didampingi Dandu Mariono, Area Business Manager Bali.
“Dalam 10 tahun terakhir, kami telah meluncurkan ekspedisi di beberapa sungai paling tercemar di dunia dan telah melihat sendiri perlunya tindakan sesegera mungkin. Jadi, untuk merayakan sepuluh tahun berdiri, kami sangat senang untuk berkontribusi ke tempat awal semuanya dimulai yaitu Bali,” kata Gary Benchegib.
Sebagai permulaan, akan ada tiga trash booms sungai di anak-anak sungai Ayung, jalur air terpenting di Bali. Trash booms ini akan dipasang beberapa minggu mendatang dan selanjutnya akan diikuti oleh kampanye edukasi interaktif soal tata kelola sampah untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya untuk tidak membuang sampah di sungai.
“Kami menciptakan trash booms yang efektif dan terbuat dari bahan-bahan lokal untuk memberikan solusi pengumpulan sampah di sungai yang sederhana dan efisien sesegera mungkin. Alat ini mudah dirakit dan dirawat. Sebelumnya, kami telah berhasil mengimplementasikan ini di Sungai Citarum, Jawa Barat,” kata Moritz Schulz, Leading Engineer Plastic Fischer.
Untuk melacak perkembangan dan keefektifan kegiatan ini, sebuah platform online bernama River Watch diaktifkan untuk memantau sungai dan memberikan edukasi publik. Platform online ini diharapkan menjadi platform sungai bersih di seluruh dunia.
Sebagai sebuah merek, Bir Bintang terus menerus menemukan cara untuk memperbaiki jejak lingkungannya. Semua botol Bir Bintang dapat dikembalikan dan digunakan kembali. Kaleng dan tutup botol Bintang juga terbuat dari bahan yang dapat didaur ulang dengan mudah. Setiap orang dapat berkontribusi untuk melindungi Bali mulai dari tindakan kecil. Kami mendorong masyarakat untuk membangun budaya pengelolaan limbah yang bertanggung jawab dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, tidak membuang sampah ke sungai, dan membersihkan Bali bersama-sama. (hidayat)