SURABAYA (Independensi.com) – Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana sangat prihatin dengan maraknya dugaan kasus penculikan anak yang terjadi di Surabaya, yang juga menjadi perhatian banyak pihak.
“Iya. Saya sudah minta personel Linmas untuk bekerjasama dengan Bhabinkamtibmas memfokuskan di titik-titik sekolah. Khususnya sekolah TK dan SD,” kata Whisnu, Rabu (26/2).
Ia juga meminta kepada masyarakat Surabaya khususnya para orang tua untuk tenang. Namun, perhatian dan kewaspadaan dikatakan Whisnu perlu dilakukan.
Untuk sekolah-sekolah yang rentan terjadinya penculikan anak, bisa berkoordinasi dengan pihak pengamanan terkait. Baik Polsek maupun Kelurahan dan Kecamatan. Tujuannya, dikatakan alumni SMAN 9 Surabaya ini bisa meminta bantuan personil Linmas maupun Bhabinkamtimbmas dari Polsek.
Selain itu, pemasangan Circuit Clossed Television (CCTV) juga bisa dilakukan oleh pihak sekolah.
“Bisa juga bagi siswa dan orang tua bisa diberi semacam tanda pengenal. Misalkan, orang tua si A anaknya ini. Jadi pihak keamanan sekolah bisa mencocokkan. Supaya tidak bisa orang luar sembarangan masuk,” terang suksesor Tri Rismaharini dalam Pilwali Surabaya 2020 ini.
Ke depan, dikatakan alumni Teknik Industri ITS Surabaya ini bagi sekolah yang berada diwilayah perkampungan bisa berkoordinasi dengan Ketua RT setempat. Khususnya, dalam pengelolaan program Rp 100 juta setiap RT.
Salah satu program yang bisa diusulkan, dicontohkan pejabat yang akrab disapa WS ini dengan program pengendalian keamanan. Baik pemasangan CCTV maupun pelatihan tenaga pengamanan sekolah.
“Pencegahan (penculikan anak) ini perlu melibatkan semua pihak. Termasuk pemangku RT yang lokasi wilayahnya ada sekolah TK, maupun SD perlu kerjasama berbagai unsur juga,” ujar WS.