Aznil Tan, Direktur Eksekutif Indonesian Future Development Study (INFUDS)

Tidak Etis Covid-19 Jadi Komoditas Politik

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Aznil Tan, Direktur Eksekutif Indonesian Future Development Study (INFUDS), mengatakan, sangat tidak etis bencana alam berupa Corona Virus Disease-19 (Covid-19) dijadikan komoditas politik sejumlah oknum untuk mencari-cari kelemahan dan kesalahan Presiden Indonesia, Joko Widodo.

Hal itu dikemukakan Aznil Tan, Minggu, 22 Maret 2020, menanggapi keputusann Tanggap Darurat Bencana Covid-19 dari Presiden Indonesia, Joko Widodo sejak 29 Februari 2020 – 29 Mei 2020.

“Seorang presiden tidak bisa jatuh ketika negara sedang diserang wabah. Cuma orang tidak mengerti bernegara saja menjadikan wabah Corona yang sekarang sedang melanda dunia dijadikan komoditas politik untuk tujuan melengserkan presiden,” ujar Aznil Tan.

Dikatakan Aznil Tan, itu orang yang tidak paham saja Cukup senyum saja. Sebab wabah sekarang ini bukan karena ulah presiden atau akibat kelalaian pemerintah.

“Jadi slow saja. Jangan alergi dengan kritik. Silahkan fanatik tapi jangan sampai rasionalitas berpikir kita hilang. Lalu kekritisan dikecam,” ungkap Aznil Tan.

Tugas kita sekarang adalah bagaimana melindungi segenap bangsa Indonesia yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 alinea 4.

“Jangan jadikan negara seperti kita hidup nafsi-nafsi, yaitu selamatkan hidup masing-masing. Wabah itu adalah tanggung jawab pemerintah. Pemerintah harus hadir all out untuk itu,” kata Aznil Tan.

Untuk pemahaman bagi yang belum mengerti makna bernegara. Bahwa Negara itu ibarat keluarga rumah tangga. Pemerintah itu adalah ibarat orang tuanya. Rakyat adalah ibarat anaknya.

“Ketika anaknya sakit (baca: rakyat) maka adalah tanggungjawab orangtua (baca: Pemerintah) berupaya segenap daya kemampuannya untuk mengobati anaknya dan mengantisipasi penularan kepada anaknya yang lain. Orangtua akan itu akan habis-habisan bahkan sampai menjual harta bendanya,” tutur Aznil Tan.

Jadi rumah tangga itu jangan takut jatuh miskin. Karena itu adalah risiko ketika ditimpa suatu bencana. Kita tawakal saja.

Begitu juga harus dilakukan oleh pemerintah sebagai tanggungjawab bernegara.
Jadi jangan parno sampai mengkait-kaitkan akan terjadi kerusuhan dan penggulingan presiden. Itu halusinasi berlebihan namanya.

Sebab sistem yang ada di Indonesia sangat sulit melakukan impeachment presiden. Toh, beberapa negara yang melakukan lockdown, Presiden-nya tetap aman-aman saja, kok! Juga tidak ada kerusuhan.

Aznil Tan mengusulkan kepada Pemerintah, untuk langkah dilakukan pada kondisi sekarang adalah sebagai berikut.

Pertama, sediakan masker gratis di setiap stasiun-stasiun, terminal, halte, pasar, dan tempat-tempat keramaian lainnya. Bagi yang tidak memakai masker ditindak.

Kedua, perbanyak penyediaan sanitizer di tempat-tempat publik.

Ketiga, lakukan penyemprotan disinfektan setiap titik keramaian sesering mungkin dan zona2 merah daerah penyebaran virus Corona di beberapa wilayah Indonesia

Keempat, gratiskan cek Corona bagi orang yang punya itikad baik untuk cek virus Corona.

Kelima, sediakan ramuan imun corona buat masyarakat baik secara gratis atau harga terjangkau.

Keenam, jaga stabilitas harga. Ketujuh, segera terjunkan militer untuk membagikan masker dan upaya-upaya lainnya dalam langkah pencegahan penyebaran virus Covid-19.

Jangan biarkan sekelompok orang membagi-bagikan masker di jalanan.

Kedelapan, jika perlu segera lakukan isolasi wilayah atau lockdown bagi daerah yang sudah dipetakan sebagai zona merah. Stop sementara bepergian baik keluar rumah atau ke daerah lain.

Kesembilan, pastikan ketersediaan jaminan pengaman kebutuhan pokok serta pengamatan sendi-sendi perekonomian masyarakat kecil/lemah jika dilakukan lockdown

“Konsekuensi pilihan ini memang pahit dan banyak yang tidak mau terima. Ingat! Bahwa, duit bisa dicari, tapi nyawa tidak bisa diganti,” ungkap Aznil Tan. (Aju).