VATIKAN (Independensi.com) – Negara Vatikan mengakui dua warganya positif terpapar Corona Virus Disease-19 (Covid-19), setelah dilakukan pemerikaan secara lebih komprehensif terhadap 170 orang. Demikian media resmi Vatikan, Vaticannews.va, Minggu siang, 29 Maret 2020.
Dua warga Vatikan terpapar Covid-19, ketika secara global di seluruh dunia, berdasarkan situs https://www.worldometers.info/coronavirus/, edisi Minggu, 29 Maret 2020, mencatat sudah ada 66.732 kasus, meninggal dunia 30.892 orang akibat Covid-19, dan sembuh 142.247 orang.
Tidak disebutkan, apakah 2 warga Vatikan terpapar Covid-19, termasuk 1 orang di antaranya Pejabat Vatikan, hasil pemeriksaan pada Rabu, 25 Maret 2020, sebagaimana dilaporkan The New York Time, Sabtu, 28 Maret 2020.
Menurut Vaticannews.va, Minggu, 29 Maret 2020, hasil ters terhadap 170 orang telah mengkonfirmasi tidak adanya kasus positif lainnya di antara mereka yang tinggal di Casa Santa Marta.
Semua tindakan pencegahan yang diperlukan telah diambil. Paus Fransiskus dan orang-orang terdekatnya, termasuk ajudan pribadinya, dilaporkan hasil pemeriksaan semuanya negatif.
Direktur Kantor Pers Takhta Suci, Matteo Bruni, membenarkan hal ini dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Sabtu sore, 28 Maret 2020, merujuk pada hasil analisis yang dilakukan oleh departemen kesehatan.
Bruni menyatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir Departemen Kesehatan dan Kebersihan Vatikan, telah melakukan tes “sesuai dengan arahan pada keadaan darurat coronavirus”. Di antara sampel yang diambil, salah satunya ternyata positif untuk virus Covid-19.
Orang yang dimaksud adalah “pejabat Sekretariat Negara” serta “penduduk di Santa Marta”. Karena dia sudah menunjukkan gejala, dia sudah dalam isolasi.
“Saat ini, kondisi kesehatannya tidak terlalu kritis,” lanjut Bruni, “tetapi sebagai tindakan pencegahan, orang tersebut telah dirawat di rumah sakit Romawi dan sedang dalam pengawasan”. Departemen Kesehatan dan Kebersihan Vatikan berhubungan erat dengan rumah sakit.
Segera setelah kasus positif virus ini terungkap, Bruni mengatakan bahwa “tindakan diambil sesuai dengan protokol kesehatan yang diberikan, baik yang berkaitan dengan sanitasi lingkungan, tempat kerja dan tempat tinggal orang yang bersangkutan”.
Pihak berwenang juga mencoba untuk “merekonstruksi kontak yang ia miliki dengan orang lain pada hari-hari sebelum hasil tes”.
Orang-orang ini juga telah diuji. Hasil dari mereka yang diuji telah “mengkonfirmasi tidak adanya kasus positif lainnya di antara mereka yang berada di Casa Santa Marta”, serta di antara rekan kerja resmi.
Selain itu, untuk berada di sisi yang aman, “langkah-langkah sanitasi yang tepat diadopsi”.
Sebanyak 170 karyawan Tahta Suci dan penghuni Casa Santa Marta selanjutnya menjalani pengujian. “Hasil pada tes terbaru ini semuanya negatif,” kata Bruni.
Total baru dari mereka yang terkena virus Covid-19 di antara karyawan Takhta Suci dan warga Negara Kota Vatikan sekarang berada di angka nam.
“Saya dapat mengkonfirmasi”, pernyataan Bruni menyimpulkan, “bahwa Paus Fransiskus, maupun orang terdekatnya tidak terinfeksi.”
Dari pernyataan Direktur Kantor Pers, jelas mengapa Takhta Suci menunggu sampai semua hasil tes, sebelum memberikan informasi ini, sehingga dapat menyatakan, berdasarkan hasil ini dan langkah-langkah diambil, bahwa baik kediaman Casa Santa Marta dan Kantor Sekretariat Negara, dalam keadaan aman.
Dua warga Vatikan terpapar Covid-19, setelah sebelumnya, misionaris Italia dan Vikaris Apostolik Vikariat Gambella, Ethiopia, Mgr Angelo Moreschi, SDB, meninggal pada hari Rabu, 25 Maret 2020.
Mengumumkan kematiannya, Salesian News Agency menyatakan: “Komunitas Salesian berduka atas kematian Vikaris Apostolik Gambella (Ethiopia), yaitu Uskup Angelo Moreschi, SDB, yang meninggal dunia, Rabu, 25 Maret 2020 di Brescia (Italia) karena Covid-19.”
Ini kasus pertama dalam sejarah Gereja Katolik seorang Uskup meninggal dunia karena serangan wabah penyakit menular bernama Covid-19.
Sedikitnya 67 orang Pastor Gereja Katolik di Italia meninggal dunia setelah terinfeksi Covid-19 yang merajalela di negara itu sejak Februari 2020.
Agence France-Presse (AFP), Kamis, 26 Maret 2020, meninggalnya puluhan Pastor akibat virus Corona itu dilaporkan oleh sebuah surat kabar lokal yang berafiliasi dengan Gereja Katolik Roma, Avvenire. Pastor termuda yang meninggal karena virus Corona disebut berusia 53 tahun.
“Para pastor jatuh sakit dan meninggal seperti yang lain, bahkan mungkin lebih dari yang lain,” tulis surat kabar Avvenire dalam
Laporan surat kabar Avvenire menyebut 22 pastor yang meninggal berasal dari Keuskupan Bergamo, wilayah yang menjadi pusat penularan Covid-19 di Italia.
Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, sebelumnya meminta para pastor ‘untuk memiliki keberanian untuk pergi keluar dan menengok orang-orang yang sakit’ saat pandemi Covid-19 mulai menyebar di Italia pada 10 Maret 2020. (Aju)