JAKARTA (IndependensI.com) – Di lingkungan komunitas golf di negeri ini ada sebuah tradisi yang sangat identik dengan keberadaan mereka sebagai warga bangsa yang majemuk. Yakni, menggelar charity golf event utamanya dan khususnya di bulan Ramadan.
Akan tetapi, akibat virus corona yang tengah melanda dunia – termasuk di Indonesia – di mana pemerintah meminta warganya untuk #dirumahsaja; Maka, ada kemungkinan tradisi charity golf event yang sangat positif tersebut tidak akan digelar di setiap golf course yang tersebar di kota-kota besar di seluruh Indonesia.
Menghormati
“Sebagai warga negara yang baik kita harus mengikuti anjuran pemetintah,” kata Aan Suryadi dari Spin Golf saat dihubungi IndependensI.com, beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, Aan Suryadi dan Spin Golf-nya, setiap Ramadan selalu menyelenggarakan charity golf event untuk membantu para yatim dan kaum dhuafa di negeri ini khususnya di Jabodetabek dan sekitarnya.
Seperti masyarakat golf lainnya di negeri ini, Aan pun sejak 20 Maret 2020 #dirumahsaja. “Sejak kecil saya sudah main golf dan setelah dewasa seminggu empat kali saya main golf di lapangan yang berbeda,” katanya. “BeTe… yaaa pastilah… Tapi, sebagai warga negara, jelas saya tidak berani melanggar anjuran #dirumahsaja yang telah ditetapkan oleh pemerintah,” tambah Aan.
Menjawab pertanyaan mengenai apa saja yang dilakukannya selama #dirumahsaja, Aan mengungkapkan, selain berkumpul bersama keluarga, “Sebagai hiburan kami nonton film bersama… kalau lapar kami makan dan ngemil bersama,” tukasnya.
Selain dikenal sebagai pembuat apparel khusus untuk golf, Spin Golf juga sebagai penyelenggara turnamen, baik di Jabodetabek maupun di luar Jawa khususnya di Batam Kepulauan Riau dan Denpasar – Bali.
Karena olahraga golf “lumpuh total” – sementara dia harus menanggung karyawan yang biasa bekerja membuat apparel khusus golf – Aan Suryadi tidak mungkin “merumahkan”. “Mereka kan harus memberi makan keluarganya?!” ujarnya.
Tetap Peduli
Lebih jauh Aan mengungkapkan, karena pihaknya merasa sungguh “tidak manusiawi” maka karyawan yang biasa bekerja membuat apparel khusus golf tetap dipekerjakan untuk membuat masker!
Masker yang terbuat dari kain tersebut didistribusi ke para pegolf baik pribadi maupun ke perkumpulan-perkumpulan golf dan korporasi termasuk para pengelola lapangan golf yang membutuhkan.
“Peralihan” usaha dari apparel ke pembuatan masker tersebut, bersifat sementara mengingat bahwa Aan harus tetap #dirumahsaja – sampai batas waktu yang tidak tahu kapan berakhirnya.
Yang jelas, seperti penyelenggara turnamen golf lainnya di Indonesia, Aan Suryadi dengan Spin Golf-nya pun harus menunda turnamen yang rencananya akan dilaksanakan di Batam Kepulauan Riau.
Tapi, untuk masalah yang berhubungan dengan kegiatan charity tetap akan dia laksanakan — meski tidak harus melalui turnamen golf.
Sebab, seperti yang diungkapkannya kepada independensi.com, dia tetap akan peduli terhadap para yatim dan kaum dhuafa.
Caranya, dia akan mendatangi langsung yayasan-yayasan yang bergerak menyantuni para yatim dan kaum dhuafa, yang biasa dihadirkan pada saat dia menyelenggarakan charity golf event.
Ketika IndependensI.com menanyakan dari mana dana yang akan disumbangkan kepada yayasan-yayasan yang menyantuni para yatim dan kaum dhuafa tersebut diperoleh, Aan Suryadi menyebut bahwa dana yang akan disumbangkan berasal dari keuntungan penjualan masker.
“Mohon dukungan doanya agar tradisi membantu para yatim dan kaum dhuafa tetap berjalan seperti biasanya meskipun negara kita sedang dilanda virus corona…,” kata Aan Suryadi mengakhiri keterangannya dengan suara tersendat karena menahan haru. (Matthew Bagas Aryo Yudhianto)