DKR bersama orang tua murid siswa miskin di Depok. (Ist)

Depresi Ditolak Bersekolah, DKR: Pada Ombudsman Siswa Miskin Menggantung Nasib

Loading

DEPOK (Independensi.com) – Para siswa miskin yang belum mendapatkan sekolah negeri di Depok masih menunggu Kebijakan dari Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya. Hal ini sesuai dengan instruksi dari Ombudsman RI saat DKR (Dewan Kesehatan Rakyat) Kota Depok dan orang tua murid mengadukan penolakan siswa miskin oleh sekolah-sekolah negeri di Depok beberapa waktu lalu.

“Sampai sekarang belum ada kabar lagi. Kami hanya bisa menunggu. Siswa dari keluarga miskin yang ditolak bersekolah hanya bisa menggantungkan nasib pada Ombudsman,” demikian Roy Pangharapan, Ketua DKR Kota Depok kepada pers di Depok, Sabtu (17/7).

Ia mengatakan, setelah mengadukan proses PPDB SMA SMK Negeri Depok ke Ombudsman RI pada Rabu 15 Juli 2020 lalu, para orang tua siswa miskin di Depok diminta bersabar menunggu Kebijakan Ombudsman Jakarta Raya, yang sedang memproses aduan para orang tua siswa tersebut.

“Iya, Ombudsman Jakarta Raya masih meminta keterangan tambahan para orang tua siswa, diantaranya data siswa, bukti pendaftaran dan keterangan miskin,” jelas Roy Pangharapan.

DKR menurut Roy Pangharapan dan para orang tua siswa akan terus menuntut keadilan agar anak-anak mereka bisa bersekolah kembali di sekolah negeri di Depok.

“Jangan biarkan anak siswa miskin, menunggu terlalu lama untuk daftar ulang apalagi kalau sampai tidak sekolah. Sebab akan makin banyak orang miskin,” tegas Roy Pangharapan.

Siswa Depresi

Saat ini saja menurut Roy Pangharapan, salah satu siswa bahkan ada yang depresi sudah tidak mau sekolah lagi, akibat menunggu terlalu lama,–sementara teman-temannya sudah masuk sekolah.

“Ada satu siswa tinggal di Kelurahan Kemirimuka, Kelurahan Beji, tidak jauh dari SMA Negeri 14 Depok mengalami depresi tidak mau sekolah lagi. Karena malu melihat kawan kawannya sudah kembali bersekolah sementara dirinya ditolak,” imbuh Roy Pangharapan.

Roy Pangharapan menjelaskan, oleh pihak rumah sakit, siswa ini didiagnosa depresi namun bisa dirawat jalan.

“Tekanan yang berat semacam ini tidak ringan diterima oleh anak usia sekolah. Koq bisa malah kebijakan pemerintah bikin anak sekolah jadi sakit seperti ini,” tegasnya.

Untuk itu Roy Pangharapan berharap agar segera SMA dan SMK NEGERI di Depok secara bijaksana segera menerima mereka bersekolah. Agar tidak menjadi persoalan baru yang lebih panjang lagi.

Saat ini masih ada 9 orang siswa miskin yang diperjuangkan DKR Kota Depok agar diterima bersekolah di Sekolah Negeri Depok.