Jakarta, IndependensI.com – Penyebaran virus corona di Jakarta kembali memuncak, ratusan warga Ibu Kota tiap harinya terpapar virus mematikan asal Wuhan, China ini. Bahkan, saat ini semua kota administrasi di Jakarta mendapat predikat zona merah, yang artinya sangat beresiko tinggi terhadap paparan Covid – 19.
Juru Bicara Satgas Penanggulangan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, lima wilayah administratif kota di DKI Jakarta menjadi zona merah atau berisiko tinggi terjado penularan virus corona SARS-CoV2 (Covid-19). Satgas mencatat, daerah yang menjadi zona merah di DKI Jakarta ini meningkat dibandingkan periode sebelumnya.
“Berdasarkan zonasi daerah di kabupaten/kota di DKI Jakarta sekarang ini, lima kota semuanya risiko tinggi atau berwarna merah. Hanya satu yang memiliki risiko sedang berwarna oranye yaitu Kepulauan Seribu,” kata saat bicara di konferensi virtual di akun youtube saluran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (28/7).
Padahal, pihaknya mencatat sebelumnya hanya dua wilayah administratif di DKI Jakarta yaitu Jakarta Pusat dan Jakarta Barat yang berisiko tinggi merah hingga 19 Juli 2020. Bahkan, dia menambahkan, Kepulauan Seribu hingga 21 Juni 2020 masih belum terdampak Covid-19.
Wiku melanjutkan, lima kota di Jakarta berubah menjadi berisiko tinggi per pekan ini dan Kepulauan Seribu kini berisiko sedang hingga per 26 Juli 2020. Penambahan zona risiko diakuinya karena kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta dalam meningkat cukup drastis di pekan-pekan terakhir ini dibandingkan sepekan sebelumnya.
“Kasus Covid-19 di DKI Jakarta sepekan sebelumnya 1.880 kasus kemudian menjadi 2.679 kasus. Ini peningkatan yang cukup pesat,” ujarnya.
Tak hanya itu, Wiku menyebutkan kelompok umur orang yang terinfeksi Covid-19 di Jakarta berusia 18 sampai 59 tahun hingga 80 persen. Sementara itu, ia menyebutkan jika dilihat penderita Covid-19 di DKI Jakarta yang meninggal dunia ternyata mayoritas berusia diatas 45 tahun atau 80 persen.
“Artinya penularan terjadi di kelompok usia relatif produktif dan korban meninggal dunia justru pada usia lanjut,” ujarnya.
Sementara itu, ia menyebutkan laki-laki di DKI Jakarta lebih banyak terinfeksi Covid-19. Ini terlihat dari statistik kelompok laki-laki sebesar 52,13 persen, sementara kelompok perempuan adalah 47,87 persen. Tak hanya itu, ia menyebutkan laki-laki di DKI Jakarta juga lebih banyak yang meninggal dunia akibat Covid-19 yaitu 61,26 persen sedangkan perempuan sekitar 38,74 persen.
“Apa artinya? kita harus betul-betul menjaga kelompok rentan terutama pada usia lanjut dan jenis kelamin laki-laki. Ini perlu menjadi perhatian kita semua, khususnya masyarakat DKI Jakarta dan pemerintah daerah agar betul-betul dapat memperhatikan situasi ini untuk memperbaiki kondisinya,” ujarnya.
Di satu sisi, ia mengapresiasi upaya DKI Jakarta dalam melakukan testing Covid-19 dan melebihi standar organisasi kesehatan dunia (WHO) sehingga jumlah kasus penularan virus corona yang bisa digambarkan juga cukup besar. Pihaknya berharap daerah-daerah lain di Indonesia mengikuti upaya seperti di Jakarta dengan melakukan tes yang begitu banyak. “Sehingga kondisinya bisa digambarkan lebih baik,” ucapnya.(dan)