JAKARTA (Independensi.com) Sejumlah terminal Tipe A di Kalimantan akan dimodernisasikan melalui sistem Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Pada tahun ini, proyek KPBU Terminal Tipe A di Kalimantan, antara lain Terminal Sei Ambawang Kabupaten Kubu Raya, Terminal Singkawang Kota Singkawang, Terminal WA Gara Kota Palangkaraya, Terminal Gambut Barakat Kabupsaten Banjar, Terminal Samarinda Seberang Kota Samarinda, dan Terminal Batu Ampar Kota Balikpapan.
Tantangan keterbatasan anggaran pemerintah dalam melakukan pembangunan saat ini dilalui oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kementerian Perhubungan dengan melaksanakan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Sebagai salah satu tahapan perencanaan proyek dalam KPBU terkait Pengembangan Terminal Tipe A di Kalimantan yang diharapkan akan dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas infrastruktur transportasi, Ditjen Hubdat melaksanakan Konsultasi Publik di Jakarta, Selasa (11/8).
Konsultasi Publik ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan masukan dari pemangku kepentingan dan seluruh peserta konsultasi publik dapat guna penyempurnaan studi pendahuluan untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pada tahap penyiapan KPBU atau penyiapan Outline Business Case (OBC).
Direktur Prasarana Transportasi Jalan, Risal Wasal dalam sambutannya menyampaikan, hingga saat ini sebagian besar kondisi fasilitas utama dan penunjang serta pengelolaan Terminal Tipe A belum optimal dan masih menggunakan pola lama.
Untuk itu, perlu adanya peningkatan fasilitas serta perubahan pola terminal dari pola lama menjadi Transit Oriented Development (TOD) dengan mixed use.
“Dengan demikian, pengembangan Terminal Tipe A dengan konsep mixed use ini akan mendukung pengembangan daerah di sekitar terminal, mengurangi kemacetan yang terjadi di beberapa ruas jalan, berpotensi menambah kunjungan penumpang ke terminal, meningkatkan pendapatan daerah di sekitar lokasi, meningkatkan potensi permintaan hotel, restoran dan wahana wisata, serta memberdayakan potensi produk dan kesenian masyarakat setempat,” jelas Risal. (hpr)