JAKARTA (IndependensI.com) – Selama satu pekan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total di DKI Jakarta, masih belum ada tanda-tanda penurunan angka penularan Covid 19. Bahkan, angka kematian akibat terinfeksi virus corona terus melonjak naik.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pemakaman dengan protokol Covid-19 telah naik dua sampai tiga kali lipat sejak September 2020. Pada Juli lalu, pemakaman dengan protokol Covid-19 mencapai 20 jenazah per hari.
“Sejak September pemakaman dengan protap Covid-19 mencapai 40-60 orang per hari,” kata Anies saat mengikuti peluncuran buku Dedengkot Betawi secara virtual pada Sabtu (19/9/2020).
Anies mengimbau warga agar terus disiplin menerapkan protokol kesehatan mengenakan masker, menjaga jarak dan rutin mencuci tangan atau 3M. Selain itu, Anies berharap warganya yang telah lanjut usia, mempunyai penyakit bawaan seperti diabetes, jantung hingga asma untuk tetap berada di rumah dan menerapkan protokol kesehatan jika harus keluar rumah. “Perhatikan ekstra protokol kesehatan.”
Penularan Covid-19 di Ibu Kota masih tinggi. Bahkan pemerintah memilih menarik rem darurat dengan menghentikan masa transisi dengan menerapkan kembali pembatasan sosial yang ketat.
Indikator Pemerintah DKI menarik rem darurat selain tingkat kematian yang meningkat adalah keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan yang telah berkisar 70-80 persen di 67 rumah sakit.
Menurut Anies Baswedan, kondisi penularan virus Covid-19 di Jakarta saat ini jauh lebih berbahaya ketimbang saat awal DKI menerapkan kebijakan PSBB pada awal April lalu. “Saat ini kondisi sangat darurat, lebih darurat dari awal wabah dahulu,” kata Anies melalui keterangan resminya Rabu, 9 September 2020.