JAKARTA (IndependensI.com) – Organisasi kesehatan dunia (WHO) mewanti-wanti masyarakat dunia mengenai bakalan adanya lonjakan kasus Covid 19 memasuki musim dingin. Terlebih wabah ini sudah menewaskan lebih dari 50 ribu orang hanya dalam kurun waktu satu pekan.
“Ini bukan situasi yang kita inginkan,” ujar Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Mike Ryan saat konferensi pers di kantor pusat di Jenewa, Swiss, dikutip dari CNBC Internasional, Minggu (20/9/2020).
Sederet pejabat WHO melihat tren peningkatan kasus COVID-19 terus naik. Dinilai mengkhawatirkan karena beberapa negara tengah berjuang dengan ketersediaan ICU dan rawat inap.
“Ini bukan situasi di mana belahan bumi utara inginkan saat memasuki musim dingin. Ini bukan tempat yang diinginkan oleh negara berkembang dengan kondisi layanan kesehatan yang penuh dengan tekanan selama sembilan bulan ini,” ungkap Ryan.
Mike menyebut perlu adanya kewaspadaan bagi beberapa negara yang memasuki musim dingin. Hal ini dikarenakan lebih banyak orang cenderung berkumpul di dalam satu ruangan dan meningkatkan risiko penularan Corona. Menurutnya, perlu banyak aktivitas yang harus dilakukan seperti melindungi pembukaan sekolah, dan melindungi warga yang paling rentan dari penyakit parah serta risiko kematian.
Sementara itu Direktur Regional WHO Eropa Hans Kluge juga memberikan peringatan terkait peningkatan jumlah kasus COVID-19 yang kembali melonjak selama berminggu-minggu. Sebagian dari negara Eropa diakui telah mengalami peningkatan sebanyak 10 persen atau lebih dalam dua minggu terakhir.
Pejabat kesehatan AS pun khawatir wabah COVID-19 bisa menjadi lebih buruk saat negara itu memasuki musim gugur dan musim dingin. Pejabat kesehatan telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka sedang bersiap untuk memerangi dua virus jahat yang beredar akhir tahun ini saat wabah COVID-19 emasuki musim flu.
Awal bulan ini, Pakar Penyakit Menular Anthony Fauci mengatakan mendekati musim gugur ini, kasus baru setiap hari sangat tinggi di AS. “Begitu (angka kasus) sudah tinggi, ini akan sulit untuk menurunkannya,” katanya.
Fauci pun mengatakan bahwa angka untuk AS akan menjadi “ratusan kasus, ribuan, tetapi bukan 20, 30, 40 ribu kasus sehari.”
Maria Van Kerkhove, Kepala Teknis WHO untuk pandemi COVID-19, mencatat bahwa pejabat kesehatan global memiliki ratusan studi seroepidemiologi yang meneliti tingkat infeksi virus corona pada populasi yang berbeda. Studi tersebut menunjukkan bahwa “mayoritas penduduk dunia rentan terhadap infeksi virus ini,” katanya. “Itu berarti virus masih panjang,” lanjutnya.