JAKARTA (Independensi.com) – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan para ahli bendungan di Indonesia harus terus berinovasi dalam perencanaan pembangunan dan juga pengoperasian bendungan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi bendungan, serta mengantisipasi ancaman terhadap bendungan.
“Selama ini pembangunan bendungan di Indonesia selalu tipe urugan batu (rockfill) dengan inti tegak. Padahal kalau dilihat berdasarkan kondisi lokasinya, seperti Bendungan Sidan di Bali dan Bendungan Sukamahi dengan cekungan yang sangat sempit idealnya dibangun dengan tipe concrete dam/bendungan beton,” kata Menteri Basuki pada acara Webinar Nasional Bendungan Tahun 2020 dengan tema “Ketahanan Bendungan Di Tengah Potensi Berbagai Krisis” yang diselenggarakan oleh Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar (KNI-BB) pada Jumat (6/11/2020).
Selain dalam tahap perencanaan dan pembangunan, Menteri Basuki juga mendorong para ahli bendungan terus berinovasi dalam melakukan operasi bendungan (reservoir operation). “Dengan terus bertambahnya beberapa bendungan yang selesai dibangun, maka juga diperlukan inovasi dalam operasi reservoarnya. Untuk itu KNI-BB berperan dalam menyiapkan SDM ahli yang lebih inovatif dan profesional salah satunya melalui sertifikasi keahlian,” tuturnya.
Dalam rangka antisipasi kekritisan air, ketahanan pangan dan energi dimasa mendatang, Kementerian PUPR telah memprogramkan pembangunan bendungan sebanyak 61 bendungan yang terdiri dari 45 bendungan yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan 16 bendungan non PSN. Dari total 61 bendungan tersebut, tercatat sebanyak 15 bendungan sudah selesai dan 46 bendungan dalam masa pelaksanaan konstruksi.
“Pada tahun 2020 ini akan selesai 4 bendungan yakni Bendungan Tapin dan Tukul yang sudah siap diresmikan pada November 2020, sedangkan Bendungan Napun Gete dan Paselloreng mudah – mudahan bisa diresmikan pada bulan Desember 2020. Selanjutnya pada tahun 2021 ditargetkan 15 bendungan akan selesai, kemudian 2022 juga 15 lagi ditargetkan akan selesai, sehingga mudah-mudahan di 2024 total keseluruhan 61 bendungan akan selesai seluruhnya,” ujar Menteri Basuki.
Dikatakan Menteri Basuki, pembangunan bendungan akan berkontribusi besar dalam pembangunan negara. Selain sebagai sumber air irigasi untuk meningkatkan intensitas tanam, memasok kebutuhan air baku, pengendalian banjir dan energi (PLTA), bendungan juga dapat menjadi ikon atau landmark kawasan, sehingga mampu membangkitkan destinasi wisata baru dan memicu pertumbuhan ekonomi lokal.
Direktur Jenderal SDA Kementerian PUPR Jarot Widyoko dalam sambutannya yang disampaikan oleh Sekretaris Ditjen SDA Charisal Akdian Manu mengatakan, total luas area irigasi di Indonesia sebesar 7.145.168 hektar (ha), dimana pada kondisi eksisting sebesar 10,66 % (761.542 ha) yang sumber airnya dari waduk. “Jika 61 bendungan sudah terbangun, luas area irigasi yang dapat dilayani oleh waduk menjadi 16,37 % (1.169.797 ha),” ujarnya.
Ditambahkan Jarot, untuk kebutuhan air baku yang dapat dilayani oleh waduk akan bertambah menjadi 221,78 m3/detik dari saat ini sebesar 175,94 m3/detik jika 61 bendungan sudah terbangun. “Dengan selesainya konstruksi 61 bendungan nanti, layanan listrik yang dapat disuplai dari bendungan juga akan bertambah menjadi 6.152 MW dari sebelumnya 6.010 MW,” ujarnya.
Ketua Umum KNI-BB Hari Suprayogi menyatakan, pada webinar kali ini akan mengangkat isu- isu atau kejadian khusus pada bendungan seperti dalam operasi, pemeliharaan dan pemantauan bendungan. “Selain itu juga akan dibahas terkait Bendungan dan Perubahan Iklim; serta Inovasi Desain dan Perfoma Bendungan Beton. Diharapkan seminar ini dapat menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi dalam Ketahanan Bendungan Ditengah Potensi Berbagai Krisis,” ujarnya.
Menurut Hari, penyelenggaraan webinar ini juga dimaksudkan untuk menjaring makalah yang akan mewakili KNI-BB dalam kongres International Commission on Large Dams (ICOLD) pada bulan Juni 2021, dimana terdapat 14 makalah dari 4 sub tema yang nanti akan dipilih. Sedangkan pada Sabtu, 07 November 2020 akan dilakukan kunjungan lapangan virtual pada Bendungan Ciawi (Cipayung) dan Bendungan Sukamahi, Kabupaten Bogor, serta Young Engineer Forum (YEF) berupa paparan dari Engineer Muda dari dalam dan luar negeri, yang berkecimpung di bidang bendungan. (wst)