JAKARTA (Independensi.com) – Direktur Proliga, Hanny Surkatty mengatakan, kompetisi bola voli Proliga musim 2021 yang rencananya digelar pada Januari lalu kemungkinan akan ditunda lebih lama setidaknya hingga Hari Raya Idul Fitri.
“PBVSI (Pengurus Pusat Persatuan Voli Seluruh Indonesia) baru akan memulai kegiatan setelah Lebaran. Jadi tidak akan ada kegiatan apa-apa sebelum Lebaran, tapi tentunya tetap sambil melihat perkembangan situasi di Indonesia,” kata Hanny dalam webinar “Harapan Olahraga di tengah Pandemi” di Jakarta, Rabu (3/2/2021).
Hanny mengakui terdapat beberapa kendala dalam menggulirkan kembali kompetisi di tengah pandemi COVID-19. Selain izin dari kepolisian, biaya kompetisi yang tinggi serta masalah yang berkaitan dengan sponsor menjadi faktor lain yang perlu dipertimbangkan.
Berbeda dengan edisi-edisi sebelumnya yang berpindah-pindah lokasi dari satu kota ke kota lain, Proliga 2021 direncanakan digelar terpusat di Padepokan Voli, Sentul, Bogor dan tanpa penonton. Kompetisi dengan sistem gelembung ini dinilai justru akan membuat biaya penyelenggaraan Proliga membengkak karena harus menggelarnya dengan protokol kesehatan, termasuk kewajiban tes swab rutin.
Di sisi lain, penyelenggaraan tanpa penonton juga akan berpengaruh terhadap dana sponsor yang berkurang. Belum lagi, klub juga tidak punya pemasukan dari penjualan tiket. Untuk memastikan kompetisi bisa kembali bergulir setelah Lebaran, Hanny berharap pemerintah bisa membantu menjembatani komunikasi dengan pihak sponsor.
“Proliga tanpa penonton pasti ada pengurangan dana sponsor yang diberikan. Padahal penyelenggaraan tanpa penonton ini butuh biaya yang lebih besar karena harus dengan protokol kesehatan seperti satu kamar satu orang. Itu membuat biaya cukup besar,” ucap Hanny seperti dikutip dari Antara.
“Saya mohon dari Menpora dan Komisi X DPR bisa menjembatani dengan pihak sponsor karena mereka kemungkinan menahan diri apalagi tanpa penonton meski ini disiarkan di TV,” ujar dia menambahkan. Menurutnya, tanpa adanya sponsor mustahil bisa jalan. “Mau kita bikin protokol sebagus apa pun kalau tanpa ada sponsor yang membiayai tidak mungkin jalan,” pungkasnya.
testing