WASHINGTON (Independensi.com) – Kantor Berita Nasional China, Xinhuanet.com, Kamis, 4 April 2021, mempredik Amerika Serikat dan Federasi Rusia, tetap akan berkonflik satu sama lain, karena permasalahan di dalam negeri dan kawasan regional.
Menurut Xinhuanet.com, kendati Federasi Rusia dan Amerika Serikat, telah menandatangani perjanjian pengendalian senjata peluru kendali (rudal) berhulu ledak nuklir yang disebut New Start.
Tetapi ketegangan keseluruhan antara Washington dan Moskow tampaknya tidak akan berkurang mengingat perbedaan mereka dalam masalah hak asasi manusia, Ukraina, keamanan siber, serta saling tudingan campur tangan mereka dalam politik domestik.
Federasi Rusia, akan terus mempersoalkan campur tangan Amerika Serikat dalam konflik di dalam negeri Ukraina. Amerika Serikat mempersoalkan campur tangan system digital Federasi Rusia setiap kali digelar pemilihan umum Presiden di negara itu, seperti pada tahun 2015 dan tahun 2020.
Amerika Serikat, Rabu, 3 Februari 2021, memperpanjang Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (New Start) dengan Rusia selama lima tahun, kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken.
“Memperpanjang Perjanjian New Start memastikan kami memiliki batasan yang dapat diverifikasi pada ICBM Rusia, SLBM, dan pembom berat hingga 5 Februari 2026,” kata Anthony Blinken, menambahkan “bahwa perpanjangan tersebut “membuat Amerika Serikat, sekutu dan mitra Amerika Serikat, dan dunia lebih aman.”
ICBM singkatan dari Intercontinental Ballistic Missile. SLBM singkatan dari Submarine Launched Ballistic Missiles. Dua jenis peluru kendali (rudal) yang sangat mematikan dengan hulu ledak nuklir.
“Terutama selama masa ketegangan, batas-batas yang dapat diverifikasi pada senjata nuklir jarak antarbenua Rusia sangat penting,” kata Antony Blinken.
Anthony Blinken mencatat bahwa Washington akan menggunakan periode perpanjangan lima tahun untuk mengupayakan kendali senjata dengan Moskow yang menangani semua senjata nuklir Rusia.
New Start yang membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dikerahkan menjadi 1.550 dan sistem pengiriman masing-masing menjadi 700, adalah pakta kontrol senjata nuklir terakhir yang berlaku antara dua negara adidaya nuklir.
Perjanjian tersebut dapat diperpanjang maksimal lima tahun dengan persetujuan kedua negara.
Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald John Trump (20 Januari 2016 – 20 Januari 2021) mencoba menyimpulkan perpanjangan yang lebih pendek dari perjanjian itu tahun lalu setelah putaran negosiasi dengan Rusia, tetapi kedua belah pihak gagal menyelesaikan perjanjian formal.
Segera setelah menjabat, Presiden Amerikat Serikat, Josef R Biden (20 Januari 2021 – 20 Januari 2025) pengusulkan perpanjangan lima tahun penuh dari perjanjian yang berakhir pada 5 Februari 2021, sebuah langkah yang disambut baik oleh Kremlin.
Menurut Xinhuanet.com, Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin, Jumat, 29 Januari 2021, menandatangani undang-undang yang meratifikasi perpanjangan lima tahun New Start dengan Amerika Serikat. (aju)