BATAM (Independensi.com) – Kemendag mendukung penataan sistem logistik Batam melalui Batam Logistic Ecosystem (BLE), yang mampu menciptakan efisiensi kegiatan perdagangan lewat integrasi perizinan dan layanan logistik.
Hal tersebut disampaikan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi usai mendampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam peluncuran Batam Logistic Ecosystem di Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kota Batam, Kepulauan Riau, hari ini, Kamis (18/3).
“Kemendag mendukung implementasi Batam Logistic Ecosystem untuk meningkatkan efisiensi kegiatan perdagangan yang berkaitan dengan Batam. BLE dapat memangkas biaya dan waktu logistik Batam melalui layanan yang terintegrasi,” kata Mendag Lutfi.
Dalam kegiatan tersebut, turut hadir Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud M.D., Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad.’
BLE berfokus pada integrasi sistem untuk mempertemukan layanan-layanan logistik Batam seperti izin usaha dan izin konsumsi, layanan ship-to-ship (STS) dan floating storage unit (FSU), serta penerapan autogate system. Selain itu, BLE juga meliputi layanan logistik seperti pemesanan trucking, kapal, gudang, serta pembayaran. BLE adalah bagian dari upaya pengaturan tata kelola logistik nasional di bawah payung National Logistic Ecosystem sekaligus upaya mendorong pemulihan ekonomi nasional dari pandemi Covid-19.
Menko Luhut menyampaikan, efisiensi logistik dibutuhkan agar Indonesia dapat terus bersaing dengan negara lain. Hal ini juga akan bermanfaat dalam menjamin kepastian berusaha di Indonesia dan menambah penerimaan negara.
Dalam kunjungan di Batam hari ini, Mendag Lutfi juga mendampingi Menko Luhut meninjau lokasi pengelolaan limbah Slop and Sludge Treatment Center (BSSTEC) di Barelang, dan lokasi rencana pembangunan Jembatan Batam–Bintan. (wst)