JAKARTA (Independensi.com) – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa budidaya tanaman porang dan sarang burung walet akan terus digenjot baik dari hulu maupun hilir. Bahkan, kata Syahrul, Kementerian Pertanian akan segera membuat klaster atau pengelompokan sentra porang dan walet agar mampu memenuhi kebutuhan ekspor.
“Sesuai petunjuk bapak Presiden kita akan menguatkan akselerasi porang dan walet lebih kuat lagi baik dari hulu sampai hilir. Terutama kami akan mempersiapkan pembinaan teknik pada petani baik porang maupun sarang burung walet,” ujar Mentan seusai melakukan rapat terbatas bersama Presiden RI dan Menteri Perdagangan di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa 4 Mei 2021.
Berikutnya, Kementan juga mempersiapkan pengkelompokan klaster porang dan walet dengan membuat rumah walet dan rumah processing akhir sebelum nantinya sampai pada proses industri.
“Terakhir tentu saja bahwa Bapak Presiden meminta semua upaya ini berpihak kepada rakyat dan tidak ada hal-hal yang harus dibuat ribet seperti membuat regulasi rumit yang menjadi hambatan-hambatan. Saya selaku Mentan akan bersama-sama dengan Mendag melakukan upaya maksimal memberikan ruang bagi petani porang dan petani rumah burung walet agar besok kita mendapatkan nilai ekspor yang lebih banyak bagi kepentingan negeri dan kepentingan rakyat,” katanya.
Mengenai hal ini, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi menjelaskan bahwa saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan produsen porang dan walet terbesar di dunia.
“Bahkan Kalau tidak salah hampir 80 persen dari kapasitas dunia itu dicapai dari Indonesia. Indonesia pada tahun 2020 mengekspor hingga 540 juta dolar untuk sarang burung walet dan berkisar 1.316 ton yang kita ekpor,” katanya.
Terpisah, Sejumlah pengusaha sarang burung walet siap mendukung langkah Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan ekspor pertanian melalui Gerakan Tiga Kali Ekspor (Geratieks). Apalagi industri sarang burung walet merupakan industri yang memiliki pasar sangat spesifik, khususnya untuk memenuhi kebutuhan ekspor.
Dalam kesempatan itu, Kementan berjanji akan memfasilitasi para pengusaha walet untuk mengembangkan usahanya dengan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian. Terlebih Kementan siap mendorong 1000 rumah walet untuk meningkatkan produksi yang ada.(wst)