JAKARTA (Independensi.com) – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) kembali menegaskan komitmennya untuk terus berkembang menjadi bank hipotek (mortgage bank) di kawasan Asia Tenggara. Hal ini sejalan dengan upaya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ingin melakukan refocusing terhadap BTN sebagai mortgage bank yang dapat diandalkan dalam menjawab tingginya kebutuhan hunian masyarakat Indonesia. Bahkan, Menteri BUMN, Erick Thohir, secara tegas pernah meminta BTN untuk berhenti menggarap bisnis kartu kredit dan produk-produk consumer banking lainnya agar dapat fokus menjalankan perannya sebagai mortgage bank. “Ya fokus kami ke arah sana (mortgage bank). Bahkan target kami adalah dapat tampil sebagai The Best The Best Mortgage Bank In Southeast Asia di tahun 2025 mendatang,” ujar Digital Channel Ecosystem Development Department Head Bank BTN, Zulkarnain, saat menjadi pembicara dalam Diskusi Publik Virtual Seri 3, yang diadakan oleh Independensi.com, Kamis (12/8).
Dalam mewujudkan target tersebut, menurut Zulkarnain, BTN akan terus berbenah dengan mengikuti segala dinamika dan perubahan yang ada di pasar dan masyarakat secara keseluruhan. Salah satunya adalah tuntutan bagi perbankan untuk menyesuaikan diri di tengah gelombang digital banking yang dalam masa pandemi COVID19 ini justru seolah menemukan momentum perkembangan yang cukup signifikan. “Setidaknya ada enam fokus dan strategi kami dalam hal digital banking. Pertama adalah proposition, yaitu mengembangkan fitur layanan berbasis kebutuhan personal (personal needs) sehingga kebutuhan terhadap layanan terkini dapat dinikmati oleh nasabah dengan lebih mudah,” tutur Zulkarnain.
Sebagai contoh, Zulkarnain mengklaim bahwa per Desember 2020 lalu BTN telah memiliki sedikitnya 330 fitur, purchase and payment institution, jauh meningkat dibanding kondisi per akhir 2019 yang masih baru tersedia 62 fitur, purchase and payment institution. Lalu, strategi kedua, disebut Zulkarnain, adalah Increased The number of users & transaction, yaitu upaya mengakuisisi sebanyak-banyaknya pengguna layanan digital BTN, baik nasabah baru maupun nasabah existing. “(Strategi) Selanjutnya adalah New Service Innovation, yaitu membangun sistem layanan baru yang secara langsung dapat meningkatkan user pengguna dan juga transaksi pada channel layanan digital. Lalu ada juga Supporting The House-ing Ecosystem, dengan memperkuat layanan housing ecosystem baik bagi pengembang perumahan, maupun masyarakat penghuninya. Terakhir, strategi kami adalah Proses acceleration, yaitu percepatan penambahan fitur, layanan pembayaran & layanan pembelian pada semua channel layanan digital dengan menerapkan proses partnership & pengembangan aplikasi yang efisien dan efektif,” tegas Zulkarnain.
(TSP)