BEKASI (IndependensI.com)- Kehilangan air atau lebih dilkenal dengan kebocoran, salah satu yang terus terjadi di lingkup Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Kebocoran terjadi akibat berbagai hal, paling banyak akibat kebocoran atau kerusakan jaringan pipa.
Banyak pipa milik PDAM yang ditanam di dalam tanah, bergerak dan posisinya berubah akibat tekanan terutama di jalan raya. Apalagi usia pipa sudah termakan usia teknis.
PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi, menargetkan tingkat kebocoran sebesar 27 persen pada akhir tahun perencanaan bisnis tahun 2023. Dan berbagai upaya terus dilakukan guna mengatasi kebocoran baik saat produksi maupun di jaringan pipa.
Terkait hal iti, PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi melalui Bagian Pengendalian Kehilangan Air (PKA) mengadakan Pelatihan in House Training Pengenalan Non Revenue Water (NRW) dan Indikatornya, Rabu (6/10/2021).
Pelatihan terkait NRW atau air tak berekening ini bertujuan untuk menekan kehilangan air bersih yang dialami perusahaan. Pelatihan tersebut dibuka secara langsung oleh Direktur Usaha PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi Maman Sudarman.
Ia mengatakan, dengan adanya pelatihan ini semoga bermanfaat bagi bagian terkait dan cabang dalam menekan kehilangan air. Dan selama pelatihan agar dapat mengikutinya dan dapat diterapkan di lapangan.
“Semoga pelatihan ini bermanfaat dalam menekan kehilangan air,” kata Maman Sudarman saat pembukaan pelatihan.
Pelatihan yang digagas Bagian PKA itu dilakukan selama dua hari, yakni Rabu dan Kamis (6-7/10/2021). Peserta terdiri dari beberapa Bagian dan kantor Cabang dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Sebagaimana diketahui, PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi telah bekerjasama dengan pihak ketiga guna mengatasi kehilangan air dengan menerapkan teknologi dari Korea. Hal ini dilakukan dengam PT Grenex di PDAM Cabang Babelan. (jonder sihotang)