Jaksa Agung akan Basmi Jajarannya yang Menjadi Benalu Institusi

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Jaksa Agung Burhanuddin mengingatkan kepada jajarannya agar jangan menjadi benalu di dalam tubuh intitusi.  Karena dia tidak akan segan-segan dan ragu-ragu untuk membasmi benalu tersebut.

Pernyataan tegas tersebut disampaikan Jaksa Agung disela-sela pengarahan kepada jajaran Kejaksaan Tinggi Kalimantan Selatan dalam kunjungan kerjanya di wilayah hukum Kejati Kalimantan Selatan akhir pekan lalu.

Oleh karena itu dia meminta jajarannya untuk merapatkan barisan dan bergerak bersama memulihkan marwah Korps Adhyaksa. Apalagi salah satu tugas dan agenda utamanya dipercaya sebagai Jaksa Agung adalah memulihkan marwah institusi Kejaksaan dengan meningkatkan integritas setiap individu insan Adhyaksa.

Dia pun dalam berbagai kesempatan mengajak setiap insan Adhyaksa untuk selalu mengedepankan integritas dalam menjalankan tugas, fungsi dan wewenang. “Karena integritas seseorang dilihat dari tingkah laku, bukan dari profesinya. Selain itu integritas dibutuhkan siapa saja, tidak hanya pemimpin namun juga yang dipimpin,” katanya.

Jaksa Agung menyebutkan juga integritas bukan hanya sekedar bicara maupun retorika, tapi juga sebuah tindakan nyata. “Ingat masyarakat amat mendambakan penegakan hukum yang berkeadilan dan berkemanfaatan.”

“Karena itu jika kita sebagai aparatur penegak hukum tidak berintegritas mana mungkin dapat memberikan harapan masyarakat,” ujarnya seraya menyebutkan tidak kalah penting insan Adhyaksa harus memiliki loyalitas, dimana merupakan suatu kondisi sikap mental untuk tetap memegang teguh kesetiaan kepada institusi.

“Loyalitas wajib dipertahankan, namun dengan tidak melupakan prinsip dasar bahwa loyalitas tertinggi harus didedikasikan pada hal-hal yang diyakini sebagai kebenaran,” tegas Jaksa Agung.

Selain itu, tuturnya, yang harus dipahami loyalitas adalah terutama loyalitas kepada institusi atau lebih dikenal dengan ESPRIT DE CORPS atau jiwa korsa. “Bukan terhadap orang, dikarenakan orang akan silih berganti. Untuk itu kita semua harus mampu menciptakan loyalitas sebagai sebuah sistem dalam organisasi,” ujarnya.

Dia menyebutkan loyalitas yang dimilki setiap insan Adhyaksa juga sangat berpengaruh pada kelanjutan institusi dalam melaju pada rel visi dan misi. “Sehingga jika suatu organisasi sudah melenceng dari jalur visi dan misi yang ada. Besar kemungkinan rasa loyalitas yang dimiliki para anggotanya telah keropos dan lapuk,” ucapnya.

Karena itu, ujarnya, jika loyalitas benar-benar ada pada setiap anggota, tidak mungkin mereka akan membiarkan dan bahkan membawa organisasi tersebut ke arah yang menyimpang dari rel visi dan misi.

Dibagian lain Jaksa Agung menyampaikan saat ini trend kepercayaan masyarakat terhadap intitusi kejaksaan meningkat imbas dari langkah Kejaksaan dalam menangani kasus-kasus besar, melakukan terobosan hukum dan pencapaian kinerja yang telah ditentukan.

“Sehingga hal tersebut dapat dirasakan masyarakat. Namun disisi lain ada pihak-pihak yang tidak senang dengan pencapaian tersebut,” kata mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan ini.

Oleh karena itu dia mengingatkan kembali jajarannya untuk bijaksana beraktivitas di sosial media. “Hindari unggahan yang bertentangan dengan kebijakan institusi pemerintah,” ujarnya.

Masalahnya, tutur dia, media sosial merupakan instrumen yang paling mudah untuk mencari informasi. “Terhadap diri kita maupun kehidupan pribadi kita. Sehingga rentan dimanfaatkan pihak yang berseberangan untuk membuat opini miring tentang diri pribadi, maupun institusi kita,” ujarnya.(muj)