JAKARTA (Independensi.com) – Ketua Umum PP Pemuda Katolik Periode 2021-2024 Stefanus Gusma, mengatakan bersyukur pada Tuhan yang Maha Esa sebab Pemuda Katolik masih diberikan kesempatan untuk hadir dan terlibat dalam menjawab tantangan perubahan jaman yang berkembang.
Terlebih, lanjutnya, dihadapkan dengan situasi pandemi Covid-19 yang diharapkan dapat segera berakhir dan kembali pulih sediakala.
“Dalam memperingati Dies Natalis ke 76 kali ini yang bertemakan “Pemuda Katolik Tangguh, Indonesia Pulih, saya menyampaikan harapan kepada Pemerintah untuk serius dalam pengendalian Covid -19 sekaligus juga dalam upaya percepatan pemulihan ekonomi secara nasional,” ujar Gusma dalam rangka Dies Natalis Pemuda Katolik ke-76.
Menurut Mantan Ketua Presidium PP PMKRI periode 2009-2011 ini, pandemi Covid -19 dan percepatan pemulihan ekonomi Indonesia menjadi salah satu perhatian utama dari Pemuda Katolik dan sekaligus menjadi panggilan untuk memberikan kontribusi aktif membantu Pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi Indonesia.
“Pandemi Covid-19 dan percepatan pemulihan ekonomi bangsa merupakan persoalan kebangsaan dan menjadi tanggung jawab semua komponen anak bangsa tak terkecuali Pemuda Katolik. Untuk itu dibutuhkan sinergisitas dari berbagai lintas sektor untuk mengatasinya,” imbuh Gusma.
Selain soal penanganan pandemi Covid 19 dan percepatan pemulihan ekonomi nasional, Pemuda Katolik juga memberikan perhatian penuh terkait dengan isu geopolitik, keamanan, terorisme, era digital, moderasi beragama dan lingkungan serta juga tak kalah penting tentang tahun politik 2024.
Dari beberapa isu penting tersebut maka dalam tiga tahun ke depan dibawah kepemimpinan Gusma, Pemuda Katolik tengah berfokus pada 7 (tujuh) hal program pokok diantaranya pertama, melakukan konsolidasi organisasi dalam mengkolaborasikan semua struktur resmi terkait dengan proses kaderisasi dan konsolidasi struktural organisasi.
Kedua, menata dan mendistribusikan kader dari semua bidang potensi, minat dan kompetensi untuk mengambil peluang pengembangan kader yang tersedia. Ketiga, melakukan media handling dan digitalisasi program dalam menghadirkan eksistensi organisasi yang dapat diakses oleh semua pihak secara terbuka, berkala dan kekinian.
Keempat, menciptakan inkubator bisnis kader dengan harapan menguatkan kerja organisasi. Kelima, mengkolaborasikan kegiatan advokasi dan bantuan hukum dari level kepengurusan komisariat cabang hingga pusat untuk memenuhi perjuangan konkrit organisasi di tengah komunitas.
Keenam, mengkolaborasikan potensi kader terutama cluster akademisi dan pengamat untuk menguatkan organisasi dalam mengawal kebijakan pemerintah dari pusat hingga daerah. Ketujuh, menempatkan secara khusus isu kebangsaan, HAM dan Papua untuk membangun persepsi kebangsaan masyarakat Papua yang utuh, khas dan berpegang teguh pada nilai luhur para leluhur Papua.
“Tujuh program pokok tersebut merupakan desain besar konsolidasi organisasi berbasis potensi dan sumber daya kader Pemuda Katolik yang nantinya kami kerjakan dengan metode kerja yang lebih terukur demi terwujudnya Pemuda Katolik sebagai organisasi basis yang mandiri, kontekstual dan berdaya saing,” kata Gusma.