SAMOSIR (Independensi.com) – Rombongan Kepala Desa se-Kabupaten Samosir yang berkunjung ke Pulau Bali mendapat sorotan dari Masyarakat. Ada yang pro dan juga kontra seputar efektif tidaknya kegiatan studi perbandingan yang menggunakan dana masyarakat tersebut.
Berdasarkan pantauan Independensi.com, terdapat beberapa baliho yang mewarnai Samosir untuk menyambut kedatangan para Kepala Desa yang kembali dari berkunjung ke Bali.
“Selamat datang kepada Kepala Desa Se – Samosir atas kunjungannya dari Bali menggunakan uang rakyat”. Demikian tulisan spanduk yang dipasang di beberapa tempat yang berhasil dipantau Independensi.com, Jumat, 26 November 2021, pekan lalu.
Baliho yang berisikan ejekan kepada para KADES yang berkunjung ke Bali ini, murni merupakan inisiasi dari masyarakat.
Menurut pantauan wartawan di lapangan ada beberapa titik baliho yang terpasang.
Seorang warga Boris Situmorang di Pangururan kepada wartawan mengatakan, nanti akan mereka tagih program Kades itu.
“Se-urgensi apa sih para KADES harus berangkat ke Bali, pada saat pandemi Covid-19 ini? Terus ada program studi banding dan bimtek ke Bali,” tegasnya.
Kalau kegiatan para Kades itu memiliki dampak positif sesuai programnya untuk kepentingan masyarakat tidak masalah. Siapa pun akan mendukungnya.
“Tapi kalau hanya sekadar jalan-jalan memakai uang rakyat. Tentu sebagai warga, kita berkeberatan,” tambahnya.
Menurut Boris, studi banding dan bimtek para Kades ini, akan menjadi catatan tersendiri bagi masyarakat.
“Jangan hanya di atas kertas, kita tunggu aplikasi atau eksekusinya. Apa dampaknya pada masyarakat desa,” imbuhnya lagi.
Sebelumnya, Kadis PPAMD Kabupaten Samosir Amon Sormin mengatakan program itu merupakan inisiatif para Kepala Desa. Mereka mengusulkan melakukan studi perbandingan ke Pulau Bali.
Berdasarkan informasi dihimpun wartawan, akan ada 3 kloter pemberangkatan Kades se Samosir ke Bali.
(Carter Silverius Sitanggang)