Peserta aksi tersebut, tidak hanya diikuti oleh sopir dari Surabaya, melainkan juga dari berbagai daerah. Seperti, dari Sidoarjo, Madura dan Malang, tetapi ada yang berasal dari Provinsi Riau, Kerawang.
Dalam aksinya para sopir truk ini, memarkir kendaraan berjajar ditengah lokasi unjukrasa. Akubatnya, jalur penghubung antara Surabaya dan Sidoarjo mengalami kemacetan parah. Sehingga, polisi harus melakukan rekayasa arus lalu lintas untuk mengurai kepadatan.
Menurut Amri (38) salah seorang peserta aksi bahwa dirinya beserta sopir truk lainnya berangkat dari Madura sejak pukul 07.00 WIB menuju Surabaya.
“Kami lakukan aksi ini bukan hanya dari sopir asal daerah di Jawa Timur saja mas, tapi ada juga yang berasal dari luar provinsi. Seperti, teman-teman sopir truk kita dari Kerawang dan Riau untuk bersama-sama berjuang disini,” ujarnya.
Senada juga disampaikan Mukhtar (48) peserta aksi dari Sidoarjo, bahwa sopir truk telah bersatu dan sepakat untuk menuntut agar kebijakan ODOL direvisi.
“Kami para sopir truk merasa kebijakan ODOL selama ini, justeru dijadikan senjata petugas untuk melakukan pungutan liar (pungli). Karena muatan kita melebihi batas, ini fakta yang terjadi dilapangan,” tuturnya.
“Untuk itulah demo ini, kita sopir truk telah satu suara meminta kebijakan ODOL segera dilakukan perbaikan agar cela yang sering dimanfaatkan petugas tidak terus terjadi,” tandasnya. (Han)