JAKARTA (Independensi.com)
Keributan yang berujung tindakan persekusi dan intimidasi terjadi terhadap umat Buddha di Desa Mareje, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), baru-baru ini.
Peristiwa itu berawal saat pawai Malam Takbiran di Desa Mareje, Kabupaten Lombok Barat. Kala itu, iring-iringan pawai yang diikuti oleh beberapa pemuda dari Dusun Bangket Lauq meledakkan petasan di depan kandang sapi milik Rahim alias Amaq Runa di Dusun Ganjar.
Hal tersebut membuat Rahim alias Amaq Runa menegur para pemuda itu. Namun, akhirnya terjadi keributan yang berujung pada pembakaran 6 unit rumah di Kantor Sekretariat Lembaga Pembinaan Keagamaan Buddha (LPKB) di Dusun Ganjar.
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Bandung Erick Darmajaya mengecam persekusi dan teror terhadap warga Buddha Mareje itu. Dia berharap agar polisi bergerak cepat menangani kasus tersebut untuk kondusifitas, keharmonisan dan menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia dengan menegakkan hukum bagi para pelaku kekerasan dan persekusi tersebut.
“Jika kesewenang-wenangan dibiarkan kita takut merembet dan ditiru oleh yang lainnya dan kita bukan negara bar-bar tapi negara berdasarkan hukum, maka jadikan hukum sebagai panglima sehingga ada efek jera bagi para pelaku perusuh,” tuturnya.
“Saya mengapresiasi tindakan cepat kepolisian dan TNI menengahi serta melerai keributan tersebut supaya tidak berkembang luas,” tambahnya.
Erick Darmajaya mengutuk keras pada pelaku perusuh terlebih perusuh yang melakukan perusakan dan pembakaran rumah, yang menggambarkan para pelaku kekerasan adalah orang-orang tidak berperikemanusiaan.
“Mari kita jaga keharmonisan yang sudah lama terjalin, jangan sampai ada orang yang memprovokasi kedamaian ini jadi rusak. Bersama kita tegakan hukum untuk siapa saja orang yang ingin memecah belah persatuan bangsa ini, ” imbau Erick.
Selain 6 rumah milik warga Buddha, 1 toko sembako milik warga Buddha juga diserang dan dibakar oleh massa intoleran. Kendaraan milik umat Buddha dibakar juga, yakni 1 Vario, 1 Nmax, 1 Scoopy, dan 1 Kaisar roda 3.
Fitnah disertai ujaran kebencian dan provokasi untuk memerangi umat Buddha Mareje dengan menggunakan speaker masjid maupun media sosial (FB dan WA) pun makin memperhebat persekusi.
Akibatnya, ratusan umat Buddha mengungsi ke Polres Lombok Barat, Polda NTB, dan lokasi lainnya yang aman, setelah sebelumnya banyak dari mereka lari ke hutan menyelamatkan diri. (Hiski Darmayana)
Saya gak percaya Kepolisian berani menindak TEGAS kepada para pelaku kerusuhan, kaum MINO hukumnya HARUS MENGALAH atas nama KAMTIBMAS, ujung2nya paling materai, urusan selesai, Polisi bebas tugas.