Kemenag Siapkan Skenario dan Mitigasi Jika ada Pemberangkatan Haji Tahun 2021

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Sejumlah skenario dan mitigasi tengah disiapkan Kementerian Agama, jika ada jemaah haji yang diberangkatkan pada musim Haji 2021. Meskipun, Kemenag belum menerima kepastian apakah ada pemberangkatan haji atau tidak.

“Tapi kita terus berharap agar kita dapat memberangkatkan jemaah haji. Karenanya kami terus mempersiapkan berbagai skenario serta mitigasinya, termasuk alur pergerakan jemaah, jika ada pemberangkatan,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kemenag, Ramadan Harisman, melalui siaran pers, Rabu (28/4/2021).

Menurut dia, penyelenggaraan haji saat pandemi Covid-19 diperlukannya protokol kesehatan yang ketat. Lanjut dia, alur pergerakan jemaah disusun dengan tujuan untuk memastikan keselamatan dan keamanan.

“Alur pergerakan ini meliputi delapan tahapan yang harus dilalui jemaah selama melaksanakan ibadah haji,” ucapnya.

Langkah pertama yaitu terkait vaksinasi, yaitu untuk Covid-19 dan meningitis. Lalu, selama berada di asrama haji wajib menjalankan karantina selama 3×24 jam yang sebelumnya telah menjalani swab antigen.

Setelah tiga hari akan dilakukan tes PCR swab kembali untuk jemaah. Bila hasilnya negatif akan diberangkatkan dan jika positif diharapkan melakukan isolasi mandiri di asrama haji.

Setelah berangkat, jemaah akan turun di Jeddah dan melakukan karantina di Makkah selama 3×24 jam. Setiap hotel kapasitas jemaah maksimal dua orang setiap kamar.

“Setelah dikarantina selama 3 x 24 jam, jemaah haji akan tes PCR Swab kembali. Jika hasilnya negatif, pada hari ke-4 jemaah bisa melaksanakan umrah. Jika hasilnya positif, akan dilakukan isolasi mandiri pada hotel di Makkah,” papar dia.

Kemudian jemaah haji yang akan melaksanakan umrah wajib diberangkatkan dengan menggunakan bus menuju tempat miqat dengan prokes yang ditentukan Pemerintah Saudi.

Selama di Makkah, selain umrah wajib dan thawaf Ifadhah di Masjidil Haram, jemaah diberikan kesempatan ke Masjidil Haram selama tiga kali. Pelaksanaannya tetep menerapkan protokol yang ada.

“Sementara pergerakan jemaah saat puncak ibadah haji akan menyesuaikan dengan ketentuan di Arab Saudi,” ujar dia.

Saat di Madinah, jemaah akan ditempatkan pada hotel-hotel yang telah ditentukan dan tinggal selama tiga hari. Karena hal itu tidak ada pelaksanaan shalat Arbain.

Selanjutnya sebelum pulang ke Indonesia, jemaah akan dilakukan swab PCR. Bila dinyatakan positif akan dilakukan isolasi mandiri di hotel kawasan Madinah.

Tahapan terakhir yaitu jemaah akan dilakukan swab antigen setibanya di Indonesia. Bila hasilnya negatif akan dipulangkan ke daerahnya dan melakukan karantina mandiri di rumah.“Jika hasilnya positif, akan dilakukan isolasi mandiri di asrama haji,” imbuhnya.