Foto : Ketua DPC PDI Gresik sekaligus Wakil Ketua DPRD Gresik Mujid Riduan bersama Bupati Gresik Fandi Ahmad Yani saat menghadiri acara Tasyakuran Hari Lahir Pancasila dan pentas seni Jaranan Khas Menganti

PDIP Gresik Inisiasi Seni Jaranan Khas Menganti Kembali Dihidupkan

Loading

GRESIK (Independensi.com) – Warga Dusun Petal, Desa Domas, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, kembali bisa menyaksikan kesenian tradisional jaranan khas Menganti, setelah sempat vakum selama dua tahun akibat pandemi.

Kegiatan tersebut digelar bersamaan dengan memperingati hari lahirnya Pancasila, yang diinisiasi oleh jajaran pengurus PDIP Kabupaten Gresik, Jawa Timur, agar seni budaya warisan leluhur tetap terjaga.

Menurut Ketua DPC PDIP Gresik, Mujid Riduan kesenian khas Menganti itu sudah jarang dipentaskan sejak pandemi terjadi. Namun, seni yang menjadi master di Gresik Selatan kini bisa kembali digelar.

“Generasi muda (milenial) harus diperkenalkan tentang budaya yang ada didaerahnya, agar mereka paham dan mengerti. Sehingga, bisa terus menjaga dan melestarikan nilai budaya kesenian daerahnya agar tidak punah ditengah era digitalisasi saat ini,” ujarnya, Selasa (28/6).

Mujid menambahkan bahwa kegiatan sengaja digelar bersamaan dengan peringatan hari lahir Pancasila. Sebab, menjaga seni budaya bangsa telah tercermin dalam batang tubuh Pancasila yang penuh dengan nilai-nilai keluhuran.

“Kesenian merupakan identitas sebuah bangsa, maka anak muda atau generasi milenial harus belajar tentang sejarah. Sebab, ada pepatah barangsiapa belajar sejarah. Sama artinya belajar kejayaan masa lampau untuk bisa terus digelorakan,” tukasnya.

Sementara, Bupati Gresik Fandi Ahmad Yani menyabut baik pagelaran kesenian tersebut. “Mejaga dan melestarikan kesenian daerah itu sebuah keharusan, karena didalam seni tradisional itu terdapat muatan nilai-nilai kearifan lokal sebuah daerah,” ungkapnya.

“Kita sebagai generasi penerus bangsa di era masa kini juga harus menjaga budaya dan identitas bangsa yang kita miliki dan melek akan sejarah. Jangan sampai kesenian dan budaya yang kita miliki dikuasai atau diambil alih bangsa lain,” tandasnya. (Mor)