Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan SIG mengenalkan metode reklamasi sistem alur di Pabrik Tuban, pemberdayaan petani green belt di Pabrik Tuban, serta pengelolaan limbah dan sampah yang dilakukan Nathabumi, salah satu unit bisnis SIG.
Sistem Alur adalah terobosan teknik reklamasi dengan membuat cekungan berbentuk alur yang memanjang, pada lahan bekas tambang.
“Keunggulan teknik ini memiliki pertumbuhan tanaman yang lebih cepat, dibanding dengan menggunakan sistem tebar,” ujarnya, Selasa (13/9).
SIG lanjut Vita juga mengenalkan pengelolaan lingkungan di kawasan green belt Pabrik Tuban, dimana Perusahaan menyediakan lahan seluas 192 ha untuk dikelola 527 petani binaan yang tergabung dalam 24 kelompok.
“Kami memberikan sarana produksi, pelatihan, serta edukasi inovasi pertanian yang efektif, efisien berbasis kelestarian lingkungan. Sistem ini dapat meningkatkan pendapatan petani, mengurangi kelompok rentan dan kemiskinan di Kabupaten Tuban,’’ ungkapnya.
SIG juga memamerkan unit usaha pengelolaan limbah yang berkelanjutan, bagi sektor industri dan pemerintah daerah yaitu Nathabumi. Yakni, layanan yang diberikan analisa limbah dan sampah, pengemasan dan transportasi limbah, persiapan dan co-processing limbah, pemanfaatan limbah, pelatihan pengelolaan limbah serta jasa pemetaan dan konsultasi mengenai limbah.
“Nathabumi telah tersertifikasi menangani limbah B3 dalam bentuk cair, padat maupun gas,” tandasnya.
Sementara, salah seorang pengunjung stand SIG, Muhammad Hilal Nur Anshori, mengaku tertarik dengan pegelolaan lingkungan SIG. Dimana sebagai perusahaan building material tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan, hingga meraih berbagai penghargaan seperti PROPER Hijau.
”Semoga upaya SIG ini dapat berlanjut demi kelestarian alam Indonesia”, ucap mahasiswa jurusan teknik lingkungan asal Surabaya ini. (Mor)