Dalam aksinya demonstran tampak membentangkan spanduk bertuliskan beberapa tuntutan. Seperti, “Batalkan Kenaikan BBM, Galang Persatuan Rakyat maupun BBM Naik Rakyat Tercekik.
Koordinator Aksi, Ali Maksum mengatakan, ada tujuh tuntutan yang dibawa dalam aksi yang dilakukan pihaknya. Mulai dari pembatalan kenaikan BBM, menurunkan harga bahan pokok, jamin hak para pekerja sekaligus tolak PHK massal, penolakan rancangan RKUHP.
“Kami mahasiswa juga dengan tegas, melakukan penolakan terhadap UU Cipta Kerja. Serta meminta pemerintah maksimalkan penyaluran BBM subsidi tepat sasaran,” ujarnya, Kamis (15/9).
“Tujuan dari tuntutan ini, tentunya untuk mensejahterakan masyarakat. Demi terwujudnya reforma agraria sejati, serta terbangunnya industri nasional yang berdaulat dan mandiri,” tegasnya.
Sementara, Wakil Bupati (Wabup) Gresik Aminatun Habibah menemui para mahasiswa usai mereka puas menyuarakan tuntutannya dan berjanji untuk meneruskannya tuntutan mahasiswa ke pihak terkait dalam hal ini pemerintah pusat.
“Apa yang adik – adik sampaikan akan kami teruskan melalui Bupati Gresik, kepada pihak yang mengambil keputusan. Karena kebijakan ini, tidak dari kami namun mengikuti aturan dari pemerintah pusat,” tuturnya.
Wabup menghimbau, kepada mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa untuk tidak anarkis, dan tidak menutup jalan yang dapat mengganggu aktifitas kepentingan masyarakat yang lain.
“Pasca kenaikan BBM, Pemkab Gresik menyiapkan bantuan sosial kepada warga yang terdampak kenaikan BBM melalui dana APBD. Tujuannya untuk memperingan beban kebutuhan sehari-hari masyarakat,” tandasnya. (Mor)