Pekanbaru, (Independensi.com) –Pemerintah Kota Pekanbaru akan berusaha membuka jalan, menghubungkan Jl 70 – Melebung, Kecamatan Tenayan Raya – Kota Pekanbaru, Riau. Jika infrastruktur jalan sekitar 6400 meter itu sudah terbuka, hubungan Melebung – Tenayan Raya, akan lancar.
Kami dari Pemerintah Kota Pekanbaru, akan berusaha menjalin komunikasi secara persuasive dengan masyarakat pemilik lahan disepanjang Jl 70 – Melebung, dimana lahannya terkena rencana perlintasan, agar bersedia menghibahkan lahannya menjadi fasilitas umum.
Pembukaan Jl 70 – Melebung merupakan skala prioritas, disamping jalan lintas Melebung-Maridan yang selama ini sudah terbuka.
Hal itu disampaikan Abdul Barri STP Camat Tenayan Raya, dan Reza Dewantara S.STP Lurah Melebung, saat duhubungi Independensi.Com secara terpisah, belum lama ini.
Menurut Reza Dewantara Lurah Melebung, pihaknya sudah berusaha melakukan pendekatan kepada warga pemilik lahan, yang direncanakan akan terkena jalan dari Jl 70 – Melebung, yang diperkirakan panjangnya sekitar 6400 meter.
Reza yang saat itu didampingi Yadi menjelaskan, disepanjang rencana jalan sekitar 6400 meter mulai Jl 70 – Melebung, pada umumnya masyarakat pemilik lahan, sudah bersedia menghibahkan lahannya dijadikan sebagai jalan perlintasan umum.
Hanya 1 orang lagi pengusaha kebun kelapa sawit yang belum bersedia, namanya Awi dengan alasan, pihaknya akan lebih dulu bermusyawarah dengan keluarganya.
Jika Awi sudah setuju, kita akan segera melaporkan pada Camat, agar segera mengkoordinasikan pihak PUPR Pekanbaru, menurunkan alat beratnya membuka jalan tersebut, kata Reza.
Sebagaimana diketahui kata Reza, akses jalan dari Tenayan menuju Melebung, jika menggunakan mobil, harus menempuh perjalanan 1 jam lebih. Karena harus keliling melintasi jalan lintas kabupaten Pelalawan dan Kabupattem Siak.
Hal itu jugalah yang membuat putra-putri Melebung dalam menimba ilmu (sekolah) ke-tingkat SLTP, harus ke Tualang Perawang. Sebab ke Tenayan Raya, sangat jauh karena harus keliling. Karena saat ini, baru 1 SD Negeri 135 yang ada di Melebung, untuk SLTP ataupun TK, belum ada.
Kita tidak menyalahkan pejabat terdahulu, mengapa belum membuka akses infrastruktur dari Melebung – Tenayan.
Namun kami akan berupaya untuk mengangkat batang terendam di Melebung, melalui pembukaan infrastruktur jalan, yaitu Jl 70 – Melebung.
Skala prioritas saat ini masih meningkatkan jalan Melebung – Simpang Maridan, kiranya pihak PUPR dapat membangun peningkatannya.
Setelah itu, membuka Jl 70 – Melebung, agar anak-anak dapat sekolah ke daerah Tenayan, tidak harus ke Tualang lagi, kata Reza yang juga diamini Yadi.
Pendapat senada juga disampaikan Camat Tenayan Raya Abdul Barri. Menurut Camat, pemerintah akan berupaya menggesa pembukaan Jl 70 – Melebung, agar Melebung yang selama ini disebu-sebut ‘terisolasi’, segera terbuka.
Ditanya terkait adanya salah satu warga pemilik lahan yang hingga saat ini belum setuju lahannya dijadikan perlintasan jalan umum dari Jl 70 – Melebung, menurut Abdul Barri – Camat Tenayan Raya, pihaknya akan segera melakukan pendekatan dengan Awi.
Sebelumnya, kita sudah berusaha untuk menemui Awi, namun terkendala karena keluarga Awi saat itu sedang sakit di Singapore.
Kita akan segera melakukan komunikasi dengan Awi, dengan harapan, kiranya Awi beserta keluarganya berkenan menghibahkan lahannya, demi kepentingan umum.
Masyarakat tidak perlu ragu memberikan lahannya, hanya karena khawatir pencuri sawit akan meningkat. Pemerintah Kota Pekanbaru akan berusaha melakukan koordinasi dengan instansi terkait, untuk menjaga kenyamanan seluruh usaha masyarakat sepanjang Jl 70 – Melebung, kata Camat.
Ditempat terpisah, Awi melalui telepon seluler kepada Independensi.com mengatakan, pihaknya tidak setuju menyerahkan lahan kebun kelapa sawitnya dijadikan lintasan umum, kalau hal itu bukan progam pemerintah. “Jika program pemerintah, saya setuju saja”, kata Awi
Kata Awi, program pemerintah dalam membuat jalan, lurus-lurus, tidak bengkok atau melengkung. Dan jika ada lahan yang terkana program pembangunan, diganti rugi.
Mengenai pembukaan jalan 70 – Melebung, itu bukan program pemeriuntah, karena kita disarankan menghibahkan lahan.
Jika lahan kita sudah terbuka, otomatis ninja (maling) akan semakin meningkat, siapa yang bertanggungjawab, kata Awi dengan nada tanya.
Namun perlu digaris bawahi, jika pemerintah yang merencanakan (membangun), saya pasti setuju, ujarnya.
(Maurit Simanungkalit)