BEKASI (IndependensI.com)- Ketua Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Pemerintah Kabupaten Bekasi Soni Sumarsono menjelaskan, saat ini pihaknya bersama pemerintah daerah setempat sedang menyusun kajian (feasibility study/FS) dalam pembuatan air minum dalam kemasan (AMDK). Pihaknya manargetkan dan mengharapkan, dalam waktu sebulan kedepan telah rampung disusun.
“Diharapkan, Januari 2023 ini seluruh proses persiapan bisa dibereskan, didahului dengan kajian atau FS dulu,” katanya, Kamis (29/12/2022).
Guna mewujudkan hal tersebut perlu dukungan semua pihak, khususnya DPRD Kabupaten Bekasi sebagai lembaga legislatif perwakilan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, Pemkab Bekasi menjajaki kerjasama dengan PT Moya Bekasi Jaya dalam memproduksi AMDK tersebut. Sebab, sejauh ini, PT Moya Bekasi telah bekerjasama dengan Perusahaan daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi Bekasi, sejak 2012 dalam pelayanan air bersih di Kabupaten Bekasi.
“Sebagai unit bisnis Pemda Kabupaten Bekasi, PDAM Tirta Bhagasasi harus reorientasi strategi kearah pengembangan produk layanannya. Strategi diversifikasi produk yang paling memungkinkan adalah AMDK dan pengelolaan air limbah,” ungkap Soni mantan Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri tersebut.
Menurutnya, dengan pengembangan produk layanan tersebut PDAM Tirta Bhagasasi akan semakin produktif dan membanggakan sebagai unit layanan umum sekaligus sebagai unit bisnis Pemkab Bekasi. TP2D Kabupaten Bekasi telah mengusulkan nama produk AMDK yang menjadi produk baru PDAM Tirta Bhagasasi yakni B-Quaku.
“Kami mengusulkan nama merek dagangnya B-Quaku dengan logo spirit Bekasi Makin Berani,” tuturnya.
Target pasar awal AMDK nananti ujarnya, masih sebatas aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkab Bekasi beserta keluarganya, termasuk instansi-instansi pemerintahan. Namun, tak tertutup kemungkinan akan meluaskan target market kepada masyarakat umum.
“Target market produk ini sangat jelas dan bisa dihitung secara sederhana. AMDK akan memenuhi semua kebutuhan minum bagi jajaran Pemda hingga kantor kelurahan/desa se-Kabupaten Bekasi, plus rumah tangganya. Sedangkan, target market pengolahan air limbah, mencakup industri dan rumah tangga di Kabupaten Bekasi,” tambahnya
Awal pekan lalu, sebagaimana diketahui, Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan, bersama TP2D dan pejabat terkait, telah meninjau Instasi Pengolahan Air (IPA) ultrafiltrasi di lokasi IPA PT Moya Bekasi Jaya, Kampung Tegal Gede Bekasi.
Dengan teknologi ini, dapat menghasilkan kualitas air siap minum yang jauh lebih berkualitas dibandingkan dengan air minum kemasan yang sudah beredar di pasaran. Kerjasama ini, prakteknya oleh PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemkab Bekasi bersama pihak swasta PT Moya Bekasi Jaya yang sejak lama sudah melakukan kerjasama.(jonder sihotang)