Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) mengapresiasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) atas realisasi investasi hulu migas senilai US$ 12,3 miliar atau setara Rp 182 triliun pada 2022.
Angka tersebut lebih tinggi dari realisasi pada 2021, yakni sebesar US$ 10,9 miliar. Bahkan realisasi investasi tahun 2022 menjadi realisasi tertinggi sejak 2016.
Gus Falah menyatakan dengan capaian realisasi investasi itu, daya saing industri hulu migas nasional menjadi meningkat.
“Peningkatan realisasi investasi itu menunjukkan kepercayaan investor terhadap industri hulu migas kita semakin besar. Ini sangat baik untuk industri migas kita secara keseluruhan,” ujar Gus Falah dalam keterangan tertulisnya, baru-baru ini.
Politisi PDI Perjuangan itu melanjutkan, sebagai institusi yang bertugas mengelola kegiatan hulu migas berdasarkan Kontrak Kerja Sama, SKK Migas patut diapresiasi atas pencapaian tersebut.
Namun, Gus Falah mengingatkan, masih banyak ‘pekerjaan rumah’ lainnya yang harus ditangani guna memperbaiki iklim industri hulu migas nasional. Pekerjaan rumah itu antara lain belum adanya kepastian hukum terkait belum tuntasnya revisi Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas). Selain itu, harapan investor akan insentif fiskal seperti perbaikan bagi hasil/split juga masih belum terjawab.
Berbagai ‘PR’ yang belum dituntaskan itu membuat lifting atau produksi mingas yang siap untuk dijual justru menurun pada 2022. Untuk diketahui, realisasi lifting minyak pada tahun 2022 tercatat mencapai 612.300 barel oil per day (bopd) atau lebih rendah dari capaian lifting minyak pada tahun 2021 yang mencapai 660.300 bopd.
“Realisasi investasi hulu tahun lalu itu prestasi sangat bagus. Namun bila berbagai ‘PR’ itu dituntaskan, tentu kepercayaan para investor terhadap industri hulu migas kita semakin besar lagi. Ini catatan untuk SKK Migas dan berbagai stakeholder terkait, termasuk Pemerintah dan teman-teman di DPR,” ujar Gus Falah.