Jakarta- Anggota Komisi VII DPR-RI Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah mempertanyakan langkah PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) yang selama ini memasok nikel dari Filipina sebanyak 51.000 ton.
Menurut Gus Falah, langkah PT KFI itu merupakan hal janggal karena Indonesia merupakan pemasok nikel terbesar di dunia.
“Total sumber daya bijih nikel kita ini mencapai 17 miliar ton, dan total cadangan bijih nikel 5 miliar ton. Lha ini ada perusahaan asing beroperasi di negara kita, tapi malah impor nikel dari negara lain,” tegas Gus Falah, Rabu 10 Juli 2024.
Politisi PDI Perjuangan itu pun mengingatkan pemerintah Indonesia untuk mewaspadai manuver perusahaan asing semacam ini.
Sebab, sambung Gus Falah, bukan tak mungkin langkah bisnis PT KFI yang menguntungkan Filipina ini tak terlepas dari strategi geopolitik Amerika Serikat di Asia Tenggara.
“Beberapa bulan lalu Bloomberg News memberitakan Amerika dan Filipina sedang menyusun rencana sinergi melalui penyediaan bahan baku dan pembiayaan industri nikel, yang bisa berpengaruh bagi nikel Indonesia,” ujar Gus Falah.
“Maka, kita harus waspadai langkah bisnis perusahaan yang janggal ini. Apa tujuan mereka beroperasi di negara kita,” pungkasnya.
Sebelumnya, Komisi VII DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan PT Kalimantan Ferro Industry (KFI), pada Senin (8/7/2024), imbas insiden kebakaran di smelter nikel pada 16 Mei 2024 dan Oktober 2023 lalu.
PT Kalimantan Ferro Industry ini tercatat mengimpor bijih nikel dari Filipina, hingga 51.000 ton.