Kupang- Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) menegaskan babi adalah identitas masyarakat NTT.
Hal itu karena babi jadi instrumen penting untuk semua aktivitas ritual dan kultural mulai dari kelahiran, sambut baru, ulang tahun, tunangan, hingga menikah.
Ansy melanjutkan, peternakan babi adalah peternakan rakyat yang selain mencerminkan identitas kultural masyarakat NTT, juga bernilai ekonomis tinggi.
“Itulah sebabnya saya bersuara keras meminta pemerintah agar serius menyelesaikan penyakit Flu Babi Afrika atau ASF,” ujar Ansy.
Ya, Ansy Lema memang adalah tokoh yang konsisten membela para peternak babi NTT, dari ‘serangan’ ASF. Hal itu tampak jelas ketika Ansy mengemban amanat sebagai Anggota Komisi IV DPR-RI selama lima tahun terakhir.
Sejak kasus ASF menyerang ternak babi di NTT pada 2020, sebagai Anggota DPR-RI, Ansy tidak pernah berhenti berjuang agar Kementerian Pertanian (Kementan) lebih serius menangani virus ASF.
Beberapa tahun lalu, misalnya, saat rapat bersama dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo kala itu Ansy menyampaikan serangan Virus ASF di NTT.
Walhasil, dua hari kemudian tim Kementan langsung turun ke NTT. Tim tersebut membawah diisinfektan, serum dan vitamin lalu kemudian disalurkan melalui Dinas Peternakan Provinsi NTT.
Perjuangan Ansy untuk kepentingan peternak babi tak cuma itu. Pada bulan Mei 2023, Ansy mendorong Kementerian Pertanian untuk serius mengurus Vaksin ASF.
Kader PDI-Perjuangan itu mengungkapkan hingga saat ini keampuhan serum yang dikembangkan belum bisa mencapai angka di atas 80 persen, bahkan keampuhannya saat uji coba masih sekitar 40 persen.
Ansy menegaskan ketersediaan vaksin ASF sangat penting untuk segera diwujudkan. Ansy juga mendesak pemerintah untuk membantu para peternak babi yang merugi akibat ternaknya mati karena virus ini.
Ansy pun meminta pemerintah untuk tidak pilih kasih dalam penanganan penyakit hewan ternak di Indonesia.
“Sejak virus ini muncul, saya selalu lantang mendorong semua pihak yang berwenang untuk menciptakan vaksin ASF, memperkuat Biosecurity,Memperkuat Karantina, dan mendorong Standar Operasional Prosedur peternakan rakyat yang baik agar peternak babi kita tidak merugi lagi,” tegas Ansy.