BEKASI(IndependensI.com) – Banjir mengepung sebagian wilayah Kota Bekasi. Dari 12 wilayah kecamatan, tujuh wilayah terdampak banjir. Ribuan rumah terendam air hingga ketinggian empat meter sampai atap rumah, terutama di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) Kecamatan Jatiasih.
Lokasi perumahan yang dihuni sekitar
16.000 kepala kepala keluarga ini, banjir terparah, berada di sisi Kali Bekasi. Hingga saat ini, Selasa (4/3/2025) air masih meluap. Banyak warga yang terjebak di atap rumah. Sementara evakuasi oleh petugas BPBD, TNI, Polri terbatas hanya menggunakan perahu karet.
Setidaknya hingga Selasa pagi, ada 20 titik lokasi banjir dan tergolong parah. Umumnya perumahan dan perkampungan di kedua sisi sepanjang Kali Bekasi mulai dari Kecamatan Jatiasih yang merupakan pertemuan Kali Celeungsi dan Kali Cikeas yang berasal dari Kabupaten Bogor.
Penyebab banjir, dipastikan akibat kiriman air banjir dari Kabupaten Bogor melalui Kali Cikeas, dan Cileungsi yang menyatu di Kali Bekasi. Adapun titik-titik banjir, diantaranya meliputi Kecamatan Jatiasih, Bekasi Selatan, Bekasi Utara, Bekasi Timur, Bekasi Barat, Pondokgede, Bantargebang, dan Rawalumbu.
Diantara perumahan yang banjir, Perumahan Kemang IFI, Vila Jatirasa, Perumahan Mitra Lestari, Grand Galaxi, Vila Taman Kartini, Pondokgede Permai, Vila Nusa Indah, Perumahan Kejaksaan, Kementerian Keuangan, Cevest, Perumnas Dua, Pondok Pekayon Indah, Kemang Pratama dan sejumlah perumahan lainnya.
Bahkan halaman Perkantoran Pemkot Bekasi di Jalan Ahmad Yani yang merupakan Pusat Kota Bekasi, terkena banjir. Halaman Kodim 0507 Bekasi, RSUD Chasbullah Abdulmajid, Pusat Perbelanjaan Mega Bekasi lantai Satu dihuni 700 pedagang, RS Subki di Jalan RA Kartini, Stasiun Kereta Api Bekasi, Alun-Alun Bekasi.
Terkait banjir kiriman dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Pemerintah Kota Bekasi melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat telah melakukan langkah evakuasi warga.
Dalam rapat koordinasi dengan 12 Camat, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengungkapkan, langkah awal yang diambil pihaknya melakukan evakuasi dan memastikan bahwa warga yang terdampak tetap terlayani dengan baik.
“Langkah pertama adalah berkonsentrasi pada evakuasi. Kami memastikan bahwa warga yang terdampak tetap mendapatkan layanan yang dibutuhkan, terutama di tempat-tempat pengungsian yang sudah disiapkan. Selain itu, kami juga menyiapkan sarana dan prasarana yang ada untuk mendukung proses ini,” ungkapnya.
Sedikitnya sebanyak 3000 warga diungsikan sementara ditempatkan pada tenda maupun fasilitas sosial.
“Wilayah yang paling parah terendam adalah kawasan Jati Asih, yang hampir seluruhnya dilalui oleh aliran Kali Bekasi,” ucap Tri.
Dalam upaya menghadapi bencana ini, Pemerintah Kota Bekasi mengerahkan berbagai sumber daya. BPBD Bekasi telah menyiapkan 50 perahu karet untuk evakuasi dan bantuan kepada warga yang terdampak.
Dandim 0507 Bekasi dan Kapolres Bekasi, juga memastikan siap dengan peralatan pendukung, termasuk perahu karet yang dimiliki BPBD Kota Bekasi.
“Walaupun curah hujan diperkirakan akan masih besar pada tanggal 11 hingga 20 Maret, kami terus waspada dan berupaya untuk meminimalisir dampaknya. Komunikasi dengan BNPB juga terus berjalan untuk memastikan kita siap menghadapi potensi hujan yang lebih besar,” tambah Tri yang langsung meninjau lokasi banjir, dan tempat pengungsian.
Kondisi tanggul Kali Bekasi yang belum sepenuhnya diperbaiki juga menjadi salah satu penyebab banjir.
Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengingatkan bahwa upaya komprehensif masih dibutuhkan untuk memperbaiki tanggul dan mengantisipasi potensi banjir di masa mendatang.
Kerja sama antara berbagai pihak, baik pemerintah pusat maupun Provinsi Jawa Barat sangat menentukan penanganan bencana ini.
Usai rapat koordinasi penanganan banjir secara zoom, Wali Kota Bekasi juga menerima koordinasi Deputi BNPB Lukmansah yang mengatakan prihatin atas bencana banjur. BNPB mensuport penanganan bencana yang dilakukan Pemerintah Kota Bekasi.
“Pemkot Bekasi lakukan evakuasi pada warga prioritas serta penuhi kebutuhan pokoknya. Orang tua, ibu hamil, balita, anak-anak,” ucapnya.
Pihaknya juga tengah mempersiapkan sejumlah bantuan yang akan diberikan sesuai permintaan Pemkot Bekasi terutama mengenai kebutuhan makanan siap saji dan penambahan perahu karet.
Guna memudahkan korban banjir beroleh makanan, Pemkot Bekasi segera membuka dapur umum di seputar Kantor BNPBD Jatiasih.
Banjir kali ini, terparah setelah banjir tahun 2020 silam. (jonder sihotang)