BEKASI (IndependensI.com)- Pencemaran udara yang semakin buruk, disebabkan berbagai faktor. Salah satu dampak kehadiran industri dalam proses produksinya. Penyebab lain, akibat emisi kendaraan, dan lainnya.
Berdasarkan catatan, selama beberapa pekan terakhir, kualitas udara di wilayah Jabodetabek, sangat buruk. Maka, perlu berbagai upaya yang harus dilakukan, setidaknya mengurangi polusi tersebut
Penjelasan itu disampaikan Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, kemarin sehubungan penemuan cerobong asap di sejumlah kawasan industri di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Hanif meminta Pemerintah Daerah, dunia usaha dan masyarakat untuk mendukung gerakan langit biru, melalui sebuah bentuk perlawanan terhadap sumber-sumber pemicu polusi udara.
Hanif menyebut, buruknya kualitas udara di Jabodetabek ini sebagian besar disumbang oleh kegiatan industri dan emisi kendaraan. Saat ini di Jabodetabek terdapat 4.000 cerobong asap, dimana 700 cerobong asap ada di kawasan industri Kabupaten Bekasi.
Guna mengatasi hal itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kini tengah bergerak ke kawasan-kawasan industri untuk menertibkan kelayakan cerobong asap dalam memproses pembakaran ke udara pada perusahaan.
“Di Jabodetabek ini ada 48 kawasan industri yang harus sama-sama ditertibkan. Ini harus kawal ketat, termasuk jajaran Pemerintah Daerah. Kita akan tindak dengan sanksi akuntansi pemerintah ataupun pertimbangan teknis untuk pemasangan CEMS. Yaitu untuk alat kontrol emisi yang kontak langsung dengan sistem KLHK,” kata Hanif.
Sedang di Kabupaten Bekasi, dua perusahaan sudah diberi peringatan hingga penutupan operasional karena tata kelola cerobong asapnya yang masih menyebabkan polusi udara.
Setelah disegel, perusahaan juga diminta untuk melakukan perbaikan serta membangun stasiun pemantau kualitas udara yang terkoneksi langsung dengan Kementerian LHK secara real time.
Upaya yang dilakukan bertujuan menjaga kualitas udara terutama di Jabodetabek yang terus terjadi peningkatan polusi udara, katanya. (jonder Sihotang)