JAKARTA (Independensi.com) – (dari kiri ke kanan). PT Mandiri Sekuritas, Heru Handayanto, Direktur Kepatuhan PT Bank Pembangunan Daerah Maluku dan Maluku Utara, Izaac Thenu, Direktur Umum PT Bank Pembangunan Daerah Maluku dan Maluku Utara, Arief Burhanudin, Direktur Pemasaran PT Bank Pembangunan Daerah Maluku dan Maluku Utara, Aleta da Costa, serta Direktur PT Danareksa Sekuritas, Boumediene Sihombing berbincang sambil memperlihatkan kain asli kain daerah seusai Investor Gathering dalam rangka penawaran umum Obligasi II Bank Maluku Malut Tahun 2017 senilai Rp 500 Miliar di Jakarta ,Selasa (7/11/2017). BPD Maluku dan malut merupakan bank yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Maluku dengan kepemilikan saham sebesar 57,20% serta Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan Pemerintah Kabupaten dan Kotamadya se Maluku dan Maluku Utara sebesar 42,80%.Obligasi II Bank Maluku Malut Tahun 2017 dibagi dalam tiga seri, dengan tenor 370 hari, 3 tahun, dan 5 tahun.
PT Bank Pembangunan Daerah Maluku dan Maluku Utara berencana untuk menerbitkan obligasi II senilai Rp 500 milyar. Managing Director PT Danareksa Sekuritas, Boumediene Sihombing mengatakan bahwa kupon yang ditawarkan untuk tenor 370 hari 7,5%-8,25% per tahun, tenor tiga tahun dengan kupon 8,5%-9,25% per tahun, dan tenor lima tahun dengan kupon 9%-9,65%.
“Surat utang ini memiliki peringkat single A dengan outlook stabil dari lembaga pemeringkat Fitch Rating Indonesia. Pembayaran akan dilaksanakan secara triwulanan,” katanya, di Jakarta, Selasa (7/11).
Direktur Pemasaran PT Bank Maluku Malut Aletha da Costa mengungkapkan jika dana obligasi itu akan dialokasikan untuk memperkuat laju pertumbuhan kredit. Terutama, produk multiguna dan pembiayaan obligasi I.
“Untuk pembiayaan ulang obligasi itu relatif dan lebih dominan untuk pendanaan kredit,” jelasnya.
Sementara jadwal pelaksanaan masa penawaran awal, kata dia, berlangsung 7-21 November 2017. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada 29 November 2017. Selanjutnya, penawaran umum diharapkan berlangsung pada 4-5 Desember 2017 dan pencatatan di bursa pada 11 Desember 2017.
Ia merinci pertumbuhan kredit pada 2017 diharapkan mencapai 11% dan hingga akhir September 2017 memiliki portofolio Rp 3,730 trilyun dan diharapkan hingga akhir tahun ini tercatat sebesar Rp 3,8 trilyun.
“Sedangkan komposisi penyalurannya 80% pada kredit konsumsi dan 20% kredit produktif. Tapi, akhir tahun ini kami harap menjadi 75% konsumsi dan 25% produktif,” terang dia.
BPD Maluku Malut sahamnya dimiliki Provinsi Maluku dengan kepemilikan saham 57,20% dan Provinsi Maluku Utara 42,80%.